Sabtu, 28 April 2012

ini bukti barokah pesantren

Oleh : KH. Moh. Hafidhi, S.Sos Pengasuh Yayasan Bustanul Ulum Jember Alumni Al-Amien I 1983-1985 Sebuah peristiwa sering menyisakan kejadian atau kisah unik dan bahkan menakjubkan bagi banyak orang. Dalam sebuah pertemuan di gedung DPRD Jember (kini saya sebagai anggota Dewan Komisi B bidang Pendidikan di Jember), saya pernah merenungi saat hidup di Pondok Pesantren Al-Amien I Prenduan, mengabdi kepada kyai dan keluarga beliau. Termasuk pengabdian yang pernah saya lakukan adalah memelihara ayam milik (alm) Kyai Musyhab Fatawi. Termasuk juga saya jadi teringat apa saja yang diperintahkan keluarga dhalem (keluarga kyai) kepada saya. Hanya dua tahun, 1983-1985, saya hidup di Pondok. Disana saya tidak mengenyam pendidikan formal. Kerja saya hanya diminta memelihara ayam Kyai saja. Suatu hari, Kyai pernah mendatangi saya pada saat saya memberi makan ayam. Beliau tiba-tiba menyampaikan kata-kata filosofis dan sarat makna Sufis, “Di pondok itu jangan hanya mencari ilmu, tapi pandai-pandailah mencari barokah. Karena barokah itu di masyarakat banyak manfaatnya.” Sekarang, baru sadar tentang barokah pesantren yang di maksud Kyai. Di pesantren, barokah biasa dikaitkan dengan ilmu (baca: ilmu barokah) yang dipahami sebagai ilmu yang bermanfaat dan mempunyai nilai lebih. Artinya, meskipun kuantitasnya sedikit tetapi manfaatnya luas bagi ummat. Saya juga teringat pada mahfudhot yang sering dihafal santri Al-Amien I Prenduan kala itu, “Al-Ilmu bila amalin kasy-syajari bila tsamarin (ilmu tanpa diamalkan seperti pohon yang tidak berbuah)”. Ilmu akan musnah sedikit demi sedikit jika tidak diamalkan. Sedangkan menumpuk ilmu, tanpa mengamalkan, hanya akan menjadi beban. Sebagaimana yang diperumpamakan Allah SWT dalam Al-Qur’an bahwa orang yang mempunyai ilmu tanpa diamalkan seperti keledai yang membawa kitab dipunggungnya, tanpa mendapat manfaat sedikitpun dari kitab tersebut. Dengan kata lain, ilmu bisa dikatakan bermanfaat atau barokah jika berguna bagi diri sendiri dan juga orang lain. Alhamdulillah, ilmu dan pengalaman hidup yang saya dapatkan di Pondok Pesantren Al-Amien I Prenduan, saya tuangkan dalam bentuk pengabdian sebagai pengasuh di Yayasan Pendidikan Islam Bustanul Ulum Pakusari Jember. Yayasan ini adalah lembaga pendidikan untuk anak yatim piatu dan fakir miskin. Lembaga pendidikan ini gratis. Dan saat ini santrinya berjumlah 1800 orang. Saya berharap semoga apa yang saya lakukan sesuai dengan makna berokah yang dimaksud (alm) Kiai Musyhab Fatawi. Disamping itu, semoga lembaga pendidikan yatim piatu ini menjadi amal investasi untuk kehidupan akhirat kelak. Karena saya juga terharu pada perhatian Rasulullah terhadap anak yatim piatu. Beliau sungguh memperhatikan, melindungi dan menjamin kebutuhan hidup mereka, beliau berpesan dan menganjurkan kepada ummatnya dalam setiap keadaan. “aku dan pemelihara anak yatim akan berada di surga kelak”, sambil mengisyaratkan dan menyejajarkan kedua jari dan telunjuknya. Demikianlah sabda baginda Rasul SAW. (HR. Bukhori). Dalam hadits yang lain Rasulullah SAW bersabda, “sebaik-baik rumah tangga muslim ialah yang didalamnya ada anak yatim yang dilayani dengan baik”. (HR. Ibnu Majah) Terakhir, saya berharap semoga Pondok Pesantren Al-Amien I Prenduan terus berkembang di bawah kepemimpinan Kiai Muhajiri Musyhab. Dengan tidak meninggalkan identitas asli kepesantrenan.

0 komentar:

Posting Komentar