This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

MASJID AL-AQSHO KUDUS

KEBANGGAAN KOTA KUDUS.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Minggu, 03 November 2013

Nelayan Gelar Tirakatan 1 Suro

  • Kamis, 17 Desember 2009 | 22:45 WIB
CILACAP, KOMPAS.com - Nelayan di berbagai wilayah Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, Kamis malam, menggelar tirakatan dan doa bersama untuk menyambut Tahun Baru 1 Muharram 1431 Hijriah (1 Suro).

Para nelayan di Kelurahan Tegalkamulyan, Kecamatan Cilacap Selatan serta puluhan nelayan lain menggelar doa bersama di tepi pantai sekitar Pelabuhan Perikanan Samudera Cilacap (PPSC).

Dalam acara doa bersama ini, para nelayan membacakan tahlil untuk memohon keselamatan kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Selain menggelar doa bersama, para nelayan juga mempersiapkan jolen, yang diisi berbagai sesaji untuk dilarung saat prosesi sedekah laut yang akan digelar pada Jumat pagi (18/12).

Suasana yang sama juga tampak di sejumlah perkampungan nelayan di Cilacap, antara lain Pandanaran, Kemiren, Prenca, Sentolo Kawat, dan Donan.

Terkait kegiatan tersebut, sesepuh nelayan Cilacap Atas Munandar mengatakan, acara doa bersama ini sebagai wujud terima kasih para nelayan atas limpahan rezeki berupa ikan yang diberikan Allah.

"Selain itu, kami juga memohon kemudahan dalam mencari ikan di laut serta keselamatan kepada Allah," kata dia yang juga Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia Kabupaten Cilacap.

Menurut dia, setelah kegiatan doa bersama ini, sebagian nelayan akan tirakatan hingga Jumat pagi di tepi pantai sambil menjaga jolen tempat sesaji yang akan dilarung dalam prosesi sedekah laut.

Selain di perkampungan nelayan, acara tirakatan juga digelar di Pendopo Wijayakusuma Sakti Kabupaten Cilacap.

Dalam acara yang diselenggarakan oleh Panitia Gelar Budaya Sedekah Laut ini, diisi pembacaan kidung dan macapatan.
Sumber : ANT
Editor : bnj

Selasa, 04 September 2012

Dahulu kala di sebuah taman yang kecil, hiduplah sekumpulan ulat dan juga beberapa Bunga Sepatu dan Bunga Mawar. Pada awalnya mereka semua  bersahabat. Sampai suatu hari, sekuntum bunga mawar bernama Okit dengan sombongnya berkata.

“Hei para ulat! Jangan terus memakani daun kami!”

“Ya benar! Lihat…daun-daun kami jadi rusak, pergi kalian dari taman ini!” sahut bunga mawar lainnya.

Ulat-ulat merasa sangat sedih. Mereka memang memakani daun-daun bunga di taman itu. Tetapi jika mereka tidak makan, tentu mereka akan mati kelaparan. Akhirnya dengan kerendahan hati mereka berniat pergi dari taman itu. Namun sekuntum bunga sepatu mencegahnya.

“Hei, kalian jangan pergi,” kata Rena si bunga sepatu kepada ulat, “kalian boleh memakan daun kami para bunga sepatu di taman ini.”

“Benar, kami rela membagi daun kami kepada kalian,” ucap bunga sepatu lainnya.

Ulat sangat berterimakasih atas kebaikan bunga sepatu dan berkata.

“Terimakasih, kalian telah menolong kami.”

Akhirnya di taman itu bunga mawarlah yang paling indah karena daun mereka utuh. Terkadang beberapa bunga mawar mengejek bunga sepatu yang daun-daunnya bolong akibat dimakani ulat.

Suatu ketika, seorang manusia mendatangi taman itu. Dia berkata.

“Aku akan mengambil beberapa bunga disini. Oh tidak…bunga-bunga sepatu ini daunnya dimakani ulat. Aku ambil lima bunga mawar ini saja, daunnya masih bagus.”

Lalu manusia itu mencabut lima bunga mawar dari taman itu dan pergi. Taman itu berduka, khususnya bunga mawar. Mereka kehilangan lima anggotanya. Sekuntum bunga sepatu tiba-tiba berbisik kepada ulat.

“Kami harus berterimakasih kepada kalian. Kalau daun kami tidak dimakani kalian, mungkin kami juga diambil oleh manusia seperti lima bunga mawar itu.”

Di taman itu kini hanya tersisa lima bunga mawar. Mereka berlima takut akan diambil juga oleh manusia. Akhirnya mereka menyadari kesombongannya dan berkata.

“Kalian para ulat, kami mohon maafkanlah kesombongan kami. Kalian sekarang boleh memakan daun kami. Kami takut akan dicabut dari tanah seperti kelima saudara kami.”

“Tapi mawar, daun itu memang milik kalian, hak kalian untuk memberikannya kepada kami atau tidak,” tukas Hili si ulat jantan.

“Tidak ulat, sungguh kami sangat menyesal,” ucap Okit, “sudah seharusnya kami memberikan daun-daun kami untuk kalian makan. Bukankah sesama makhluk hidup kita harus saling tolong-menolong?”

Rena si bunga sepatu menjawab.

“Itu benar Kit. Bisa-bisa beberapa waktu kedepan bunga-bunga di sini akan habis dicabuti oleh manusia.”

Mendengar perkataan kedua bunga itu ulat-ulat sangat terharu dan seekor ulat menjadi bersemangat untuk berkata.

“Terima kasih para bunga, kalian sangat baik kepada kami,” teriak Hili berkaca-kaca, “kelak kami akan membalas jasa kalian!”

Beberapa hari berlalu, setelah ulat memakan daun-daun bunga mawar dan bunga sepatu, mereka bersepuluh berubah menjadi kepompong. Dalam beberapa minggu kepompong itu menetas dan ulat-ulat itu berubah menjadi kupu-kupu yang sangat indah. Para bunga takjub melihat perubahan itu, dan salah satu dari mereka berkata.

“Wah…kalian telah berubah wujud! Kalian kini bersayap dan indah sekali!”

“Terima kasih, “ kata Hili yang kini telah menjadi kupu-kupu, “Sekarang kami akan memenuhi janji kami. Kami akan membalas jasa kalian.”

Sepuluh kupu-kupu itu menolong bunga menyebarkan benihnya. Mereka menggunakan kemampuan terbangnya untuk menyebarkan benih-benih bunga mawar dan bunga sepatu secara merata di taman itu. Bunga-bunga sangat berterimakasih kepada kupu-kupu. Kini kupu-kupu tidak lagi mendapatkan daun dari bunga, tetapi madu yang sangat manis dan lebih enak daripada daun.

Berkat pertolongan sepuluh kupu-kupu, beberapa minggu kemudian jumlah bunga di taman itu bertambah. Kini di taman itu terdapat ratusan bunga mawar dan bunga sepatu. Kehidupan di taman itu menjadi penuh dengan kebahagiaan.

Namun di tengah kebahagiaan itu, tiba-tiba seorang manusia kembali datang. Seluruh penghuni taman itu pasrah jika ada bunga yang akan dicabut lagi oleh manusia itu.

“Kenanglah taman ini meskipun kalian dicabut olehnya!” teriak Okit kepada seluruh bunga. Perkataan Okit itu menguatkan hati para bunga untuk tetap kuat. Ketika mereka sudah siap menerima keadaan, manusia itu justru berkata.

“Oh Tuhan, taman ini sekarang indah sekali! Bunga-bunganya jauh lebih banyak dan sekarang ada kupu-kupu yang mengitarinya. Aku akan menjaga bunga-bunga ini agar tetap tertanam dan menyiraminya setiap hari.”

Manusia itu kemudian pergi tanpa mencabut sekuntum bunga pun. Seluruh penghuni taman itu bersorak-sorai gembira karena tidak ada yang berpisah. Seluruh bunga mawar, bunga sepatu, dan kupu-kupu kini hidup bahagia. Sampai saat ini, itulah alasan mengapa kupu-kupu mau membantu menyebarkan benih bunga, yaitu untuk membalas jasa bunga yang telah memberi mereka daun.***
Meidy Kautsar <meidykautsar@ gmail .com>

KUCING YANG TERLUPAKAN

Di sebuah perumahan, hiduplah seekor kucing berwarna hitam. Nama kucing itu Molly. Ia tinggal di rumah keluarga Jones. Molly selalu memburu dan memakan tikus-tikus yang suka mencuri makanan di dapur keluarga Jones.


Molly memang seekor kucing yang lucu dan menggemaskan. Matanya berwarna hijau dan kumisnya panjang berwarna putih. Ia suka mendengkur dan sangat senang bila tubuhnya dibelai.

Namun, tidak seorang pun di keluarga Jones suka membelai Molly. Kedua anak di keluarga Jones kurang menyukai binatang, sedang nyonya Jones sering membentak Molly jika ia mengeong waktu nyonya Jones sedang memasak ikan.
Di samping rumah keluarga Jones, hiduplah seorang anak bernama Billy. Billy adalah anak yang baik dan sangat menyayangi binatang. Karena itu ia juga sangat menyayangi Molly. Setiap sore Molly melompat dari pagar keluarga Jones untuk mencari Billy dan minta dibelai.   “Alangkah senangnya aku jika Molly ini kucingku,” kata Billy kepada ibunya. “Aku ingin memelihara kucing juga, bu!” Tetapi ibu Billy tidak ingin memelihara binatang di rumahnya, walaupun sebenarnya ia juga suka kepada Molly. 
Pada suatu hari kuarga Jones pergi ke luar kota. Saat hendak berangkat, anak-anak keluarga Jones berpamitan kepada Billy. Rupanya mereka hendak pergi berlibur selama sebulan.  
Setelah memasukkan semua barang ke dalam taksi, keluarga Jones berangkat. “Molly pasti diajak juga,” pikir Billy. Namun ia keliru. Ia sangat terkejut saat melihat Molly masih ada di halaman rumah keluarga Jones. Billy lalu menceritakan hal itu kepada ibunya. “Pasti ada orang yang diberi tugas untuk merawat dan memberi makan Molly setiap hari,” kata ibu Billy.  
Molly bertanya-tanya ke mana tuannya pergi. Setelah lama menunggu ia menggaruk-garuk pintu dapur dengan cakarnya berharap dibukakan pintu. Tetapi tampaknya tidak ada orang di dalam rumah. Molly lalu memeriksa kalau-kalau ada jendela yang terbuka sehingga ia bisa masuk, tapi ternyata semua jendela terkunci rapat.  
Molly merasa kesepian. Tetapi ia berharap tuannya akan pulang nanti sore. 
Tetapi setelah lama menunggu tuannya tidak juga pulang. Molly mulai merasa kelaparan. Ia juga kedinginan karena harus tidur di luar. Walaupun bersembunyi di dalam semak-semak, ia tetap basah karena kehujanan. Molly mulai sakit.  
Dua hari telah berlalu. Karena kelaparan Molly memakan tulang kering yang ditemukannya dan juga daun-daun kering yang ada disekitar rumah. Penyakitnya juga semakin parah. Ia bersin-bersin dan lemas. 
Pada hari keempat Molly sudah menjadi sangat kurus. Ia bahkan hampir tidak bisa berjalan karena sangat lemah. Ia lalu teringat kepada Billy, anak yang tinggal di rumah sebelah. Siapa tahu Billy bisa memberinya makanan. 
Ia lalu berjalan pelan menuju rumah Billy. Saat melihat Molly, Billy hampir tidak mengenalinya lagi. “Astaga!, kaukah itu Molly?” seru Billy terkejut. Ia berlutut dan membelai Molly. “Oh kasihan, kau sangat kurus, pasti kau kelaparan. Apakah tidak ada orang yang diberi tugas untuk memberimu makan?”  
Billy segera mengambilkan ikan dan susu untuk Molly. “Oh kasihan,” kata ibu Billy. Untuk sementara biar saja ia tidur di dapur kita.” 
Molly sangat senang. Setelah makan dengan lahap, ia lalu tidur dengan nyenyak di dapur ibu Billy. Billy bahkan memberinya tempat tidur dari kotak kayu. Billy juga membersihkan badannya yang kotor karena beberapa hari tidur di semak-semak. 
Malamnya, Molly benar-benar terkejut. Ternyata dapur ibu Billy banyak sekali tikusnya. Maka ia pun menangkap tikus-tikus itu, karena ia ingin membalas kebaikan Billy dan ibunya. 
Keesokan harinya ibu Billy terkejut karena melihat banyak sekali tikus yang telah ditangkap oleh Molly. Ibu Billy sangat senang. Molly pun menjadi semakin disayang di keluarga itu.  
Sebulan kemudian, keluarga Jones pulang dari berlibur. Dengan berat hari Billy mengantar Molly pulang ke rumah keluarga Jones. Tapi, setiap diantar pulang, Molly selalu melarikan diri dan kembali ke rumah Billy. Molly tahu bahwa Billy dan ibunya sangat menyayanginya, tidak seperti keluarga Jones yang tega menelantarkannya.  
Karena keluarga Jones tidak terlalu memperdulikan Molly akhirnya mereka pun memberikan kucing itu kepada Billy. 
Akhirnya Molly pun tinggal bersama Billy dan ibunya. Ia sangat bahagia karena selalu disayang dan dibelai. Ibu Billy pun senang karena dapurnya menjadi bebas dari gangguan tikus.

Senin, 28 Mei 2012

Kumpulan Humor Gus Dur

1
Kumpulan
Humor
Gus Dur
di Internet
Dikompilasi oleh:
greenourheart
greenourheart@gmail.com
Foto: Vivanews.com
2
Pendahuluan
Almarhum K.H. Abdurrahman Wahid alias Gus
Dur memang fenomenal. Ia dikenal sebagai
pribadi yang unik dan otentik. Otentisitasnya
inilah yang membuat ia senantiasa dikenang.
Semasa hidup, pernyataan Gus Dur seringkali
nyeleneh dan kadang-kadang bikin telinga merah
bagi yang merasa tersindir.
Tapi faktanya, Gus Dur merupakan sosok yang
dicintai. Saat wafat ditangisi banyak orang.
Semua orang berebut mengucapkan selamat
jalan. Insan-insan dari berbagai agama
berlinangan airmata dan mendoakan
perjalanannya ke alam yang baru.
Saking populernya Gus Dur, bahkan ada pula
yang memanfaatkan wafatnya Gus Dur demi
kepentingan politik. Tapi sudahlah, buku
elektronik ini tak hendak membahas itu. Sekali
lagi, Gus Dur memang sosok otentik yang
pupulis dan dicintai. Entah kapan bangsa ini
punya anak bangsa sekelas Gus Dur lagi.
Kumpulan Humor Gus Dur di Internet ini bukan
hasil pikiran saya. Saya hanya mencomot sanasini,
lantas menjahitnya jadi satu. Bahanbahannya
saya ambil dari berbagai blog dan
website.
3
Saya menemukan banyak sekali humor-humor
Gus Dur di internet. Humor-humor Gus Dur di
berbagai blog dan website saling melengkapi.
Humor Gus Dur tentang A, misalnya, bisa
ditemukan di blognya “si fulan” atau “si fatul”,
tapi humor tersebut tak ditemukan di blognya “si
minah”. Sebaliknya, di blog “si minah”
ditemukan humor lain seputar Gus Dur.
Saya lihat intensitas penulisan humor Gus Dur di
internet meningkat setelah Gus Dur wafat. Saya
sendiri juga mengupload tautan-tautan humor
Gus Dur di internet, di salah satu blog saya. Dan
ternyata, sampai kini posting saya tersebut
banyak dilihat dan didownload.
Humor-humor Gus Dur atau ala Gus Dur tak
hanya lucu, seringkali sarkastis dan mengandung
banyak pembelajaran.
Inilah salah satu warisan Gus Dur bagi bangsa
ini. Humor yang reflektif. Anekdot yang
bermakna.
Selamat menikmati.
10 Januari 2009
Greenourheart
greenourheart@gmail.com
4
1. Peternak Lebah ala Gus
Dur
Saat Presiden Abdurrahman Wahid
menjabat, Departemen Kehutanan dan
Perkebunan (Dephutbun) tidak henti
didemo. Setiap hari ada saja kelompok yang
berdemonstrasi di departemen yang saat itu
dipimpin Nur Mahmudi Ismail.
Tuntutan mereka sama, yang mendeseak
pembatalan pengangkatan Sutjipto sebagai
Sekjen Dephutbun.
"Sutjipto terlalu tua, copot saja!" teriak salah
satu pendemo. "Sutjipto bukan pejabat karir,
berikan saja jabatan itu kepada orang
dalam!" pekik yang lain. "Pengangkatan
Sutjipto berbau KKN, copot saja," bunyi
tulisan sebuah poster yang diacungkan.
Rentetan demonstrasi yang sempat
melumpuhkan sebagian kegiatan Dephutbun
itu. Pasalnya, tidak sedikit karyawan yang
ikutan berdemo, yang pada akhirnya
menyerempet posisi Menteri Nur Mahmudi
sendiri. Tapi Presiden berkeras supaya
Sutjipto dipertahankan.
Dalam suasana seperti itulah cucu KH
5
Hasyim Asy'ari itu, melantik pengurus
Perhimpunan Peternak Lebah di Jakarta
akhir Maret 2000.
Dalam pidatonya, Gus Dur antara lain
memaparkan mengenai kondisi peternakan
lebah terkini.
"Kita ini setiap tahun masih mengimpor 350
ribu ton lebah dari luar negeri," tutur dia.
"Lah, orang-orang yang berdemo itu,
daripada mendemo menterinya mbok lebih
baik beternak lebah, supaya kita tidak
mengimpor lagi!" pinta Gus Dur. (rhs)
Sumber: okezone.com, 04 Januari 2010
2. Fenomena 'Gila' Gus Dur
Konon, guyonan mantan Presiden
Abdurrahman Wahid selalu ditunggu-tunggu
oleh banyak kalangan, termasuk presiden
dari berbagai negara.
Pernah suatu ketika, Gus Dur membuat
tertawa Raja Saudi yang dikenal sangat
serius dan hampir tidak pernah tertawa.
Oleh Kiai Mustofa Bisri (Gus Mus),
6
momentum tersebut dinilai sangat
bersejarah bagi rakyat Negeri Kaya Minyak.
"Kenapa?" tanya Gus Dur.
"Sebab sampeyan sudah membuat Raja
ketawa sampai giginya kelihatan. Baru kali
ini rakyat Saudi melihat gigi rajanya," jelas
Gus Mus, yang disambut gelak tawa Gus
Dur.
Melekatnya predikat humoris pada Presiden
RI yang keempat itu pun sempat membuat
Presiden Kuba Fidel Alejandro Castro Ruz
penasaran. Suatu ketika, keduanya
berkesempatan bertemu.
Seperti yang diceritakan oleh mantan Kepala
Protokol Istana Presiden Wahyu Muryadi
pada tayangan televisi, Fidel Castro bertanya
kepada Gus Dur mengenai joke teranyarnya.
Dijawablah oleh Gus Dur, "Di Indonesia itu
terkenal dengan fenomena 'gila',".
Fidel Castro pun menyimak pernyataan
mengagetkan tersebut.
"Presiden pertama dikenal dengan gila
wanita. Presiden kedua dikenal dengan gila
harta. Lalu, presiden ketiga dikenal gila
teknologi," tutur Gus Dur yang kemudian
7
terdiam sejenak.
Fidel Castro pun semakin serius
mendengarkan lanjutan cerita.
"Kemudian, kalau presiden yang keempat, ya
yang milih itu yang gila," celetuk Gus Dur.
Fidel Castro pun diceritakan terpingkalpingkal
mendengar dagelan tersebut. (rhs)
Sumber: okezone.com, 02 Januari 2010
3. Cerita Gus Dur Soal Naik
Kereta
Setelah mendapat larangan dari dokternya
untuk tidak melakukan perjalanan jauh
dengan menggunakan pesawat terbang, Gus
Dur kemudian nekat untuk berpergian jauh
menggunakan kereta api.
"Anda mau pergi naik kerata api Gus?
Memangnya Anda pikir bisa sampai tepat
waktu dengan naik kereta api?" ledek si
dokter.
"Anda jangan meremehkan, kereta itu cepet
banget loh!" jawab mantan Presiden RI ke-4
itu.
8
"Kereta api mana yang bisa menandingi
kecepatan pesawat terbang?" tanya dokter.
"Oho.. Anda jangan salah. Semua kereta api
bisa lebih cepat dari pesawat," kilah pria
kelahiran Jombang, Jawa Timur, 7
September 1940 ini.
"Anda mimpi kali. Semua orang juga tahu
kalau pesawat itu jelas lebih cepat
dibandingkan kereta api," cecar sang dokter.
"Wah, Anda salah. Memang sekarang ini
pesawat lebih cepat. Tapi itu karena kereta
api baru bisa merangkak. Coba kalau kereta
api nanti sudah bisa berdiri dan bisa lari.
Wuiih.. pasti bakalan jauh lebih cepat dari
pesawat," jawab Gus Dur, disambut wajah
kecut sang dokter. (rhs)
Sumber: Okezone.com, Kamis, 07
Januari 2010
4. Obrolan Para Presiden
Saking udah bosannya keliling dunia, Gus
Dur coba cari suasana di pesawat RI-01. Kali
ini dia mengundang Presiden AS dan
Perancis terbang bersama Gus Dur buat
9
keliling dunia. Boleh dong, emangnya AS dan
Perancis aja yg punya pesawat
kepresidenan. Seperti biasa...
setiap presiden selalu ingin memamerkan
apa yang menjadi kebanggaan negerinya.
Tidak lama presiden Amerika, Clinton
mengeluarkan tangannya dan sesaat
kemudian dia berkata: "Wah kita sedang
berada di atas New York!"
Presiden Indonesia (Gus Dur): "Lho kok bisa
tau sih?"
"Itu.. patung Liberty kepegang!", jawab
Clinton dengan bangganya.
Ngga mau kalah presiden Perancis, Jacques
Chirac, ikut menjulurkan tangannya keluar.
"Tau nggak... kita sedang berada di atas
kota Paris!", katanya dengan sombongnya.
Presiden Indonesia: "Wah... kok bisa tau
juga?"
"Itu... menara Eiffel kepegang!", sahut
presiden Perancis tersebut.
Karena disombongin sama Clinton dan
Chirac, giliran Gus Dur yang menjulurkan
tangannya keluar pesawat...
10
"Wah... kita sedang berada di atas Tanah
Abang!!!", teriak Gus Dur.
"Lho kok bisa tau sih?" tanya Clinton dan
Chirac heran karena tahu Gus Dur itu kan
nggak bisa ngeliat.
"Ini... jam tangan saya ilang...", jawab Gus
Dur kalem.
Sumber: gusdur.net, 13 November
2008
5. Sate Babi
Suatu ketika Gus Dur dan ajudannya terlibat
percakapan serius.
Ajudan: Gus, menurut Anda makanan apa
yang haram?
Gus Dur: Babi
Ajudan: Yang lebih haram lagi
Gus Dur: Mmmm ... babi mengandung babi!
Ajudan: Yang paling haram?
Gus Dur: Mmmm ... nggg ... babi
mengandung babi tanpa tahu bapaknya
dibuat sate babi! (//mbs)
Sumber : Okezone.com, Selasa, 1
September 2009
11
6. Gus Dur Diplintir Media
Gus Dur, dalam satu acara peluncuran
biografinya, menceritakan tentang kebiasan
salah kutip oleh media massa atas berbagai
pernyataan yang pernah dikeluarkannya.
Dia mencontohkan, ketika berkunjung ke
Sumatera Utara ditanya soal pernyataan
Menteri Senior Singapura Lee Kuan Yew
tentang gembong teroris di Indonesia, dia
mengatakan, pada saatnya nanti akan
mengajarkan demokratisasi di Singapura.
Namun, sambungnya, media massa
mengutip dia akan melakukan demo di
Singapura.
Walah ... walah, gitu aja kok repot! (//mbs)
sumber: okezone, Jum'at, 29 Mei 2009
- 13:06 wib
7. Kuli dan Kyai
Rombongan jamaah haji NU dari Tegal tiba
di Bandara King Abdul Aziz, Jeddah Arab
Saudi. Langsung saja kuli-kuli dari Yaman
berebutan untuk mengangkut barang-barang
yang mereka bawa. Akibatnya, dua orang di
antara kuli-kuli itu terlibat percekcokan
12
serius dalam bahasa Arab.
Melihat itu, rombongan jamaah haji tersebut
spontan merubung mereka, sambil berucap:
Amin, Amin, Amin!
Gus Dur yang sedang berada di bandara itu
menghampiri mereka: "Lho kenapa Anda
berkerumun di sini?"
"Mereka terlihat sangat fasih berdoa, apalagi
pakai serban, mereka itu pasti kyai."(//ahm)
Sumber: okezone.com, Kamis, 2 April
2009 - 15:05 wib
8. Kaum Almarhum
Mungkinkah Gus Dur benar-benar percaya
pada isyarat dari makam-makam leluhur?
Kelihatannya dia memang percaya, sebab
Gus Dur selalu siap dengan gigih dan
sungguh-sungguh membela "ideologi"nya
itu. Padahal hal tersebut sering membuat
repot para koleganya.
Tapi, ini mungkin jawaban yang benar,
ketika ditanya kenapa Gus Dur sering
berziarah ke makam para ulama dan
leluhur.
13
"Saya datang ke makam, karena saya tahu.
Mereka yang mati itu sudah tidak punya
kepentingan lagi." Katanya.
Sumber: gusdur.net, Sabtu, 14
November 2008
9. Pengalaman Gus Dur Naik
Haji
Gus Dur seperti tidak pernah kehabisan
cerita, khususnya yang bernada sindiran
politik. Menurut dia, ada kejadian menarik di
masa pemerintah Orde Baru.
Suatu kali Presiden Soeharto berangkat ke
Mekkah untuk berhaji. Karena yang pegi
seorang persiden, tentu sejumlah menteri
harus ikut mendampingi. Salah satunya
"peminta pertunjuk" yang paling rajin,
Menteri Penerangan Harmoko.
Setelah melewati beberapa ritual haji,
rombongan Soeharto pun melaksanakan
jumrah, yakni simbol untuk mengusir setan
dengan cara melempar batu ke sebuah tiang
mirip patung. Di sini lah muncul masalah,
terutama bagi Harmoko.
Beberapa kali batu yang dilemparkannya
14
selau berbalik menghantam jidatnya. "Wah
kenapa jadi begini ya?" cerita Gus Dus
menuturkan pernyataan Harmoko yang saat
itu tampak gemetar karena takut.
Lalu Harmoko pindah posisi. Hasilnya sama
saja, batu yang dilemparnya seperti ada
yang melempar balik ke arah dirinya. Setelah
tujuh kali lemparan hasilnya selalu sama,
Harmoko pun menoleh ke kanan dan ke kiri,
mencari-cari posisi presiden untuk "minta
petunjuk". Setelah ketemu, lalu dengan lega
ia tergopoh-gopoh menghampiri Bapak
Presiden.
Namun, sebelum sampai di hadapan
Soeharto, ia turut mendengar bisikan "Hai
manuia, sesama setan jangan saling
lempar."
(rhs)
Sumber: okezone.com, 11 Januari 2010
10. Cuma Takut Tiga Roda
Suatu hari, saat Abdurarahman Wahid
menjabat sebagai Presiden RI, ada
pembicaraan serius. Pembicaraan bertopik
isu terhangat dilakukan selesai menghadiri
sebuah rapat di Istana Negara.
15
Diketahui, pembicaraan itu mengenai wabah
demam berdarah yang kala itu melanda kota
Jakarta. Gus Dur pun sibuk
memperbincangkan penyakit mematikan
tersebut.
"Menurut Anda, mengapa demam berdarah
saat ini semakin marak di Jakarta Pak?"
tanya seorang menterinya.
"Ya karena Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso
melarang bemo, becak, dan sebentar lagi
bajaj dilarang beredar di Kota Jakarta ini.
Padahal kan nyamuk sini cuma takut sama
tiga roda...!" (rhs)
Sumber: okezone.com, 01 Januari 2010
11. Tak Punya Latar Belakang
Presiden
Mantan Presiden Abdurrahman Wahid
memang unik. Dalam situasi genting dan
sangat penting pun dia masih sering
meluncurkan joke-joke yang mencerdaskan.
Seperti yang dituturkan Ketua Mahkamah
Konstitusi Mahfud MD saat diinterview salah
satu televisi swasta. "Waktu itu saya hampir
16
menolak penunjukannya sebagai Menteri
Pertahanan. Alasan saya, karena saya tidak
memiliki latar belakang soal TNI/Polri atau
pertahanan," ujar Mahfud.
Tak dinyana, jawaban Gus Dur waktu itu
tidak kalah cerdiknya. "Pak Mahfud harus
bisa. Saya saja menjadi Presiden tidak perlu
memiliki latar belakang presiden kok," ujar
Gus Dur santai.
Karuan saja Mahfud MD pun tidak berkutik.
"Gus Dur memang aneh. Kalau nggak aneh,
pasti nggak akan memilih saya sebagai
Menhan," kelakar Mahfud. (mbs)
Sumber: okezone.com, 01 Desember
2009
12. Airport Abdurrahman
Wahid
Pada akhir April 2000, Gus Dur sempat ke
Malang, dan mendarat di Bandara
Abdurrahman Saleh. Ini mengingatkan dia
pada peristiwa belasan tahun silam, ketika
dia mendarat di bandara yang sama dari
Jakarta, saat masih ada penerbangan reguler
dari Bandara Halim Perdanakusuma ke
Malang.
17
Waktu itu Gus Dur bersama antara lain
Almarhum Jaksa Agung Sukarton
Marmosujono. Sebagaimana lazimnya untuk
rombongan orang penting, mereka pun
disambut oleh pasukan Banser NU.
Ketika romobongan sudah berangkat ke
Selorejo, sekitar 60 kilometer dari bandara,
petugas Banser melapor pada poskonya
melalui handy talky.
"Halo, halo, rojer," kata Mas Banser. "Lapor:
Abdurahman Saleh sudah mendarat di
airport Abdurrahman Wahid!"
Yah, kebalik. (mbs)
Sumber: Okezone.com, 24 Nopember
2009
13. Buto Cakil Pembayar
Demonstran?
Punakawan selalu digambarkan sebagai
kstaria. Musuhnya jelek-jelek semua,
misalnya Buto Cakil. Punakawan sering
diculik, dibawa berpindah dari satu tempat
ke tempat lain.
18
Tapi, menurut Ki Tedjo, sekarang semuanya
serba tak jelas. Perilaku kesatria pun tak
jelas. Yang jadi Punakawan pun tak jelas.
Yang disebut istana pun tak jelas. Sebab
saat ini masih banyak istana, ada yang di
Cendana, ada yang di sana, pokoknya di
mana-mana.
"Supaya rakyat tentram, mbok ya (para elite
politik) itu kalau berantem caranya yang
cerdas lah. Rakyat seperti kita ini kan juga
perlu tahu. Bukan begitu, Gus?"
"Sebelum tahu istananya, harus tahu dulu
siapa demonstrannya," jawab Gus Dur.
"Ya sebelum tahu demonstrannya, harus
tahu dulu siapa yang membayari." (mbs)
Sumber: okezone.com, 10 November
2009
14. Tukang Santet Jakarta
Main hakim sendiri seakan sudah dianggap
normal oleh masyarakat kita. Pelakunya
bukan cuma rakyat biasa, tapi sering justru
aparat yang berwenang. Paling tidak
penghakiman dilakukan di depan aparat.
Sampai-sampai majalah Tempo, jauh
sebelum pembredelan pernah
19
"menghitamkan" beberapa halamannyla
sebagai tanda prihatin. Para pembaca
Tempo tentu kaget dan heran. Bermacam
dugaan pun segera muncul. Gus Dur
termasuk yang heran dan menduga-duga.
"Mengapakah Tempo dibuat hitam seperti
itu?" tanya Gus Dur dalam "kuis imajiner"-
nya.
"Karena reportase soal tukang santet dan
bromocorah Jember."
"Siapakah yang memerintahkan
penghitaman itu?"
"Tukang santet dan bromocorah
Jakarta."(mbs)
Sumber: okezone.com, Senin, 19
Oktober 2009
15. Keliling Dunia Tidak Mati
Kok!
Empat dokter ahli menyampaikan analisis
negatif terhadap kesehatan Gus Dur kepada
DPR. Jauh sebelumnya, salah satu Ketua
DPP Partai Golkar Agung Laksono juga
pernah mengungkit masalah itu. Agung,
20
yang juga dokter, mengusulkan agar
Presiden Gus Dur diperiksa oleh tim dokter
independen. Usul itu disetujui oleh Ketua
MPR Amien Rais.
Saat Gus Dur berkunjung ke Kairo, wartawan
pun menanyakan usulan Agung Laksono itu.
"Kalau mau tahu soal kesehatan sata, tanya
saja sama dokter yang pernah memeriksa
saya," jawab Gus Dur serius.
Kalau belum percaya? "Gampang saja, saya
keliling (dunia) ini tidak mati kok," jawab
Gus Dur menekankan betapa sehatnya dia.
Tapi kemudian Gus Dur bilang, "Masalah
begitu jangan tanya sayalah. Saya sudah
malas menjawabnya. Punya ambisi politik
saja kok sampai begitu." (mbs)
16. Panglima AL Paraguay
Paraguay dikenal sebagai salah satu negara
yang tidak mempunyai laut. Tapi anehnya,
negara Amerika Latin ini punya panglima
angkatan laut.
Suatu ketika, kata Gus Dur, Panglima AL
Paraguay ini berkunjung ke negara Brasil.
Dalam kunjungan itu ia menemui Panglima
AL Brasil. Salah seorang staf AL Brasil yang
21
ikut menemuinya bertanya seenaknya,
"Negara bapak itu aneh ya. Tidak punya
laut, tapi punya panglima seperti Bapak."
Dengan kalem sang tamu pun menanggapio,
"Negeri Anda ini juga aneh, ya. Hukumnya
tidak berjalan, tapi merasa perlu
mengangkat seorang menteri kehakiman."
(mbs)
Sumber: okezone, 15 September 2009
17. Orang NU Gila
Rumah Gus Dur di kawasan Ciganjur,
Jakarta Selatan, sehari-harinya tidak pernah
sepi dari tamu. Dari pagi hingga malam,
bahkan tak jarang sampai dinihari para tamu
ini datang silih berganti baik yang dari
kalangan NU ataupun bukan. Tak jarang
mereka pun datang dari luar kota.
Menggambarkan fanatisme orang NU, kata
Gus Dur, menurutnya ada 3 tipe orang NU.
“Kalau mereka datang dari pukul tujuh pagi
hingga jam sembilan malam, dan
menceritakan tentang NU, itu biasanya
orang NU yang memang punya komitmen
dan fanatik terhadap NU,” tegas Gus Dur.
22
Orang NU jenis yang kedua, mereka yang
meski sudah larut malam, sekitar jam dua
belas sampai jam satu malam, namun masih
mengetuk pintu Gus Dur untuk
membicarakan NU, “Itu namanya orang gila
NU,” jelasnya.
“Tapi kalau ada orang NU yang masih juga
mengetuk pintu rumah saya jam dua dinihari
hingga jam enam pagi, itu namanya orang
NU yang gila,” kata Gus Dur sambil terkekeh.
Sumber: okezone
18. Lupa Tanggal Lahir
Gus Dur, nama lengkapnya adalah
Abdurrahma Al-Dakhil. Dia dilahirkan pada
hari Sabtu di Denanyar, Jombang, Jawa
Timur. Ada rahasia dalam tanggal
kelahirannya. Gus Dur ternyata tidak tahu
persis tanggal berapa sebenarnya dia
dilahirkan.
Sewaktu kecil, saat dia mendaftarkan diri
sebagai siswa di sebuah SD di Jakarta, Gus
Dur ditanya, " Namamu siapa Nak?"
"Abdurrahman," jawab Gus Dur.
23
"Tempat dan tanggal lahir?' "Jombang ...,"
jawab Gus Dur terdiam beberapa saat.
"Tanggal empat, bulan delapan, tahun
1940," lanjutnya
Gus Dur agak ragu sebab dia menghitung
dulu bula kelahirannya. Gus Dur hanya hapal
bulan Komariahnya, yaitu hitungan
berdasarkan perputaran bulan. Dia tidak
ingat bulan Syamsiahnya atay hitungan
berdasarkan perputaran matahari.
Yang Gus Dur maksud, dia lahir bulan
Syakban, bulan kedelapan dalam hitungan
Komariag. Tetapi gurunya menganggap
Agustus, yaitu bulan delapan dalam hitungan
Syamsiah.
Maka sejak itu dia dianggap lahir pada
tanggal 4 Agustus 1940. Padahal sebenarnya
dia lahir pada 4 Syakban 1359 Hijriah atau 7
September 1940.
19. Santri Dilarang Merokok
"Para santri dilarang keras merokok!"
begitulah aturan yang berlaku di semua
pesantren, termasuk di pesantren Tambak
Beras asuhan Kiai Fattah, tempat Gus Dur
24
pernah nyatri. Tapi, namanya santri, kalau
tidak bengal dan melanggar aturan rasanya
kurang afdhol.
Suatu malam, tutur Gus Dur, listrik di
pesantren itu tiba-tiba padam. Suasana pun
jadi gelap gulita. Para santri ada yang tidak
peduli, ada yang tidur tapi ada juga yang
terlihat jalan-jalan mencari udara segar. Di
luar sebuah rumah, ada seseorang sedang
duduk-duduk santai sambail merokok.
Seorang santri yang kebetulan melintas di
dekatnya terkejut melihat ada nyala rokok di
tengah kegelapan itu.
"Nyedot, Kang?" sapa si santri sambil
menghampiri "senior"-nya yang sedang asyik
merokok itu. Langsung saja orang itu
memberikan rokok yang sedang dihisapnya
kepada sang "yunior". Saat dihisap, bara
rokok itu membesar, sehingga si santri
mengenali wajah orang tadi.
Saking takutnya, santri itu langsung lari
tunggang langgang sambil membawa rokok
pinjamannya. "Hai, rokokku jangan dibawa!"
teriak Kiai Fatta.
20. Doa Mimpi Matematika
25
Jauh sebelum menjadi presiden, Gus Dur
dikenal sebagai penulis yang cukup
produktif. Hampir tiap pekan tulisannya
muncul di koran atau majalah. Tema
tulisannya pun beragam, dari soal politik,
sosial, sastra, dan tentu saja agama.
Dia pernah mengangkat soal puisi yang
ditulis oleh anak-anak di bawah usia 15
tahun yang dimuat majalah Zaman.
Kata Gus Dur, anak-anak itu ternyata lebih
jujur dalam mengungkapkan keinginannya.
Enggak percaya? Gus Dur membacakan puisi
yang dibuat Zul Irwan
Tuhan …
berikan aku mimpi malam ini
tentang matematika
yang diujikan besok pagi
21. Obrolan Hari Jumat
Pernah suatu ketika Gus Dur di ruang
kerjanya di Istana Merdeka menerima
Mohammad Sobary, peneliti dari LIPI,
kolumnis dan pernah menjadi pemimpin
Kantor Berita Antara dan Djohan Effendi
(Kepala Litbang Departemen Agama).
26
Hampir sepanjang hari Gus Dur berbincangbincang
dengan kedua sahabatnya tersebut.
Sobary sempat menjadi moderator ketika
berlangsung dialog antara Gus Dur dengan
masyarakat seusai shalat Jumat di Masjid
Baiturrahim (Masjid Istana Kepresidenan).
Sobary lantas mengulang cerita Gus Dur
tentang hal lucu yang terjadi di sekitar Gus
Dur selama masa istirahat. Sebelum shalat
Jumat, Gus Dur dari ruang kerjanya
menelepon Menteri Agama di kantornya.
Kebetulan yang mengangkat telepon di
kantor Menteri Agama adalah seorang staf
menteri.
Dialognya demikian:
Gus Dur: Hallo, saya mau bicara dengan
Menteri Agama
Staf Departemen Agama: Ini siapa?
Gus Dur: Saya Abdurrahman Wahid
Staf Departemen Agama: Abdurrahman
Wahid siapa?
Gus Dur: Presiden.....
22. Dua Gus Adalah Musuh
Orba
27
Di kalangan Nahdliyin, Gus adalah julukan
bagi anak kiai yang mereka hormati .
Panggilan hormat itu tetap melekat, bahkan
sampai si anak sudah jadi bapak atau kakek
. Begitulah, menurut Gus Dur, ada Gus Nun,
Gus Mus, dan lain-lain-anpa menyebut diri
sendiri.
Lain sikap hormat kalangan Nahdliyin, lain
pula pandangan pemerintah Orde Baru.
Yang terakhir ini tak suka dengan para Gus
itu, terutama yang kritis terhadap
kekuasaan.
Kekritisan Gus Dur terhadap pemerintah
Orde Baru mengakibatkan ia "dikucilkan."
Gus Nun sering ngomong pedas, maka
dianggap musuh pemerintah juga .
Tapi , kata Gus Dur, di acara jamuan makan
malam bersama tamu-tamunya, sebenarnya
ada satu "Gus" lagi yang tidak disukai
pemerintah .
Para tamu pun penasaran, dan menunggu
Gus siapa lagi gerangan yang dimaksud .
"Gusmao...," ungkap Gus Dur menyebut
nama belakang Kay Rala Xanana (sekarang
28
Presiden Timor Leste), pemimpin Fretilin
yang saat itu masih di penjara.
23. Gus Dur dan UU
Pornografi
Humor ini muncul saat Dewan Perwakilan
Rakyat akan mengesahkan Rancangan
Undang-undang Pornografi menjadi undangundang
pada pertengahan 2008. Berbagai
pro dan kontra berkembang. Demonstrasi di
mana-mana.
Gus Dur yang terkenal sebagai tokoh
kebebasan berpikir, tidak ambil pusing. Bagi
dia, di dalam Islam pun telah ada porno.
Jadi tidak perlu diperdebatkan. Berikut cerita
mengenai 189 Gaya Bersetubuh yang dikutip
dari berbagai sumber:
Ketika semua pihak berteriak musnahkan
pornoaksi dan pornografi di negeri ini karena
tidak sesuai dengan syariat Islam, Gus Dur
justru kurang sependapat. Gus Dur berusaha
mengambil contoh dari sisi pandangan Islam
tentang porno tersebut.
Misalnya saja ketika Gus Dur menjawab
interview, Gus Dur menyebut kitab Raudlatul
Mu’aththar sebagai korban tentang
29
kesalahan memandang pengertian daripada
kata porno.
“Anda tahu, kita Raudlatul Mu’aththar
(Kebun Wewangian) itu merupakan kitab
Bahasa Arab yang isinya tata cara
bersetubuh dengan 189 gaya."
"Kalau begitu, kitab itu cabul dong?”
24. Becak Dilarang Masuk
Saat menjadi presiden, Gus Dur pernah
bercerita kepada Menteri Pertahanan saat
itu, Mahfud MD, tentang orang Madura yang
katanya banyak akal dan cerdik. Cerita ini
masuk dalam buku Setahun bersama Gus
Dur, Kenangan Menjadi Menteri di Saat Sulit.
Ceritanya, ada tukang becak asal Madura
yang pernah dipergoki oleh polisi ketika
melanggar rambu “becak dilarang masuk”.
Tukang becak itu masuk ke jalan yang ada
rambu gambar becak disilang dengan garis
hitam yang berarti jalan itu tidak boleh
dimasuki becak.
“Apa kamu tidak melihat gambar itu? Itu kan
gambar becak tidak boleh masuk jalan ini,”
bentak polisi.
30
“Oh saya melihat pak, tapi itu kan
gambarnya becak kosong. Becak saya kan
ada yang mengemudi,” jawab si tukang
becak .
“Bodoh, apa kamu tidak bisa baca? Di bawah
gambar itu kan ada tulisan bahwa becak
dilarang masuk,” bentak pak polisi lagi.
“Tidak pak, saya tidak bisa baca, kalau saya
bisa membaca maka saya jadi polisi seperti
sampeyan, bukan jadi tukang becak seperti
ini,” jawab si tukang becak sambil
cengengesan.
25. Radio Islami
Seorang Indonesia yang baru pulang
menunaikan ibadah haji terlihat marahmarah.
“Lho kang, ngopo ngamuk-ngamuk
mbanting radio? (Kenapa ngamuk-ngamuk
membanting radio?)” tanya kawannya
penasaran.
“Pembohong! Gombal!” ujarnya geram.
Temannya terpaku kebingungan.
“Radio ini di Mekkah tiap hari ngaji Alquran
31
terus. Tapi di sini, isinya lagu dangdut tok.
Radio begini kok dibilang radio Islami.”
“Sampean (Anda) tahu itu radio Islami dari
mana?”
“Lha…, itu bacaannya all-transistor. Kan
pakai Al."
26. Ho Oh
Seorang ajudan Presiden Bill Clinton dari
Amerika Serikat sedang jalan-jalan di
Jakarta. Karena bingung dan tersesat, dia
kemudian bertanya kepada seorang penjual
rokok. "Apa betul ini Jalan Sudirman?" "Ho
oh," jawab si penjual rokok.
Karena bingung dengan jawaban tersebut,
dia kemudian bertanya lagi kepada seorang
Polisi yang sedang mengatur lalu lintas. "Apa
ini Jalan Sudirman?" Polisi menjawab,
"Betul."
Karena bingung mendapat jawaban yang
berbeda, akhirnya dia bertanya kepada Gus
Dur yang waktu itu kebetulan melintas
bersama ajudannya. "Apa ini Jalan
32
Sudirman?" Gus Dur menjawab "Benar."
Bule itu semakin bingung saja karena
mendapat tiga jawaban yang berbeda. Lalu
akhirnya dia bertanya kepada Gus Dur lagi,
mengapa waktu tanya tukang rokok dijawab
"Ho oh," lalu tanya polisi dijawab "betul" dan
yang terakhir dijawab Gus Dur dengan kata
"benar."
Gus Dur tertegun sejenak, lalu dia berkata,
"Ooh begini, kalau Anda bertanya kepada
tamatan SD maka jawabannya adalah ho oh,
kalau yang bertanya kepada tamatan SMA
maka jawabannya adalah betul. Sedangkan
kalau yang bertanya kepada tamatan
Universitas maka jawabannya benar."
Ajudan Clinton itu mengangguk dan akhirnya
bertanya, "Jadi Anda ini seorang sarjana?"
Dengan spontan Gus Dur menjawab, "Ho ...
oh!"
Sumber: marhendraputra.co.cc, 3 Januari
2010
Made In Japan, Sangat Cepat ...
Di luar Hotel Hilton, Gus Dur bersama
sahabatnya yang seorang turis Jepang mau
33
pergi ke Bandara. Mereka naik taksi di jalan,
tiba-tiba saja ada mobil kencang sekali
menyalip taksinya. Dengan bangga Si
Jepang berteriak, "Aaaah Toyota, made in
Japan. Sangat cepat...!"
Tidak lama kemudian, mobil lain menyalip
taksi itu. Si Jepang teriak lagi, "Aaaah
Nissan, made ini Japan. Sangat cepat."
Beberapa lama kemudian, taksi yang ia naiki
lagi-lagi disalip mobil, dan Si Jepang teriak
lagi "Aaaah Mitsubishi. Made in Japan sangat
cepat...!" Gus Dur dan sopir taksi itu merasa
kesal melihat Si Jepang ini bener-bener
nasionalis.
Kemudian, sesampainya di bandara, sopir
taksi bilang ke Si Jepang. "100 dolar,
please..."
"100 dolars...?! Ini tidak jauh dari hotel."
"Aaaah... Argometer made in Japan kan
sangat cepat sekali," kata Gus Dur menyahut
Si Jepang itu.
27. DPR Turun Pangkat
Dia juga sempat melontarkan guyonan
34
tentang prilaku anggota Dewan Perwakilan
Rakyat. Sempat menyebut mereka sebagai
anak Taman Kanak-Kanak. Gus Dur pun
berseloroh anggota DPR sudah "turun
pangkat" setelah ricuh dalam sidang
paripurna pembahasan kenaikan bahan
bakar minyak (BBM) pada 2004 silam.
"DPR dulu TK, sekarang playgroup," kata
Gus Dur, ketika menjawab pertanyaan
wartawan tentang kejadian di DPR saat
sidang itu.
28. Dicium Artis Cantik
Magnet sense of humor Gus Dur yang tinggi
membuat kesengsem salah satu artis cantik
saat hadir dalam suatu acara di rumah salah
seorang pengasuh Pondok Kajen. Saking
gemesnya, artis itu dengan santai langsung
ngesun (mencium) pipi Gus Dur tanpa pake
permisi.
Jelas beberapa di antara mereka yang hadir
langsung dibikin kaget dan bingung. Siapa
yang kuat ngeliat kiat nyentrik cuma diem
aja disun (dicium) artis cantik.Tak lama
kemudian begitu sudah agak sepi, Gus Mus
yang sedang di antara mereka, langsung
numpahin sederet kalimat yang sudah dari
35
tadi cuma bisa disimpan dalam hati. “Loh
Gus, Kok Gus Dur diam saja sih disun sama
perempuan?’
Dengan santai dan silakan bayangin sendiri
gayanya, Gus Dur malah ngasih jawaban
sepele.
“Lha wong saya kan nggak bisa lihat. Ya
mbok sampeyan jangan pengin.”
29. NU Diskon
Suatu hari, di bulan Ramadan, Gus Dur
bersama seorang kiai lain (kiai Asrowi)
pernah diundang ke kediaman mantan
presiden Soeharto untuk buka bersama.
Setelah buka, kemudian salat Maghrib
berjamaah. Setelah minum kopi, teh dan
makan, terjadilah dialog antara Soeharto dan
Gus Dur.
“Gus Dur sampai malam di sini?”
“Engga Pak! Saya harus segera pergi ke
‘tempat lain’.”
“Oh iya ya ya… silaken. Tapi kiainya kan
ditinggal di sini ya?”
36
“Oh, iya Pak, tapi harus ada penjelasan.”
“Penjelasan apa?”
“Salat Tarawihnya nanti itu ngikutin NU lama
atau NU baru?”
Soeharto jadi bingung, baru kali ini dia
mendengar ada NU lama dan NU baru.
Kemudian dia bertanya. “Lho NU lama dan
NU baru apa bedanya?”
”Kalau NU lama, Tarawih dan Witirnya itu 23
rakaat,” kata Gus Dur.
“Oh iya iya ya ya… ga apa-apa….”
Gus Dur sementara diam.
“Lha kalau NU baru?” tanya Soeharto.
“Diskon 60 persen. Salat Tarawih dan
Witirnya cuma tinggal 11 rakaat.” Semua
tamu buka puasa langsung tertawa.
30. Che Guevara
guyonan Gus Dur sewaktu masih menjadi
Presiden RI, saat berkunjung ke Kuba dan
bertemu dengan Fidel Castro.
37
Saat itu Fidel Castro mendatangi hotel
tempat Gus Dur dan rombongannya
menginap selama di Kuba. Dan mereka pun
terlibat pembicaraan hangat, menjurus
serius. Agar pembicaraan tidak terlalu
membosankan, Gus Dur pun mengeluarkan
jurus andalannya, yaitu guyonan.
Beliau bercerita pada pemimpin Kuba, Fidel
Castro, bahwa ada 3 orang tahanan yang
berada dalam satu sel. Para tahanan itu
saling memberitahu bagaimana mereka bisa
sampai ditahan di situ. Tahanan pertama
bercerita, “Saya dipenjara karena saya anti
dengan Che Guevara.” Seperti diketahui Che
Guevara memimpin perjuangan kaum
sosialis di Kuba.
Tahanan kedua berkata geram, “Oh kalau
saya dipenjara karena saya pengikut Che
Guevara!” Lalu mereka berdua terlibat
perang mulut. Tapi mendadak mereka
teringat tahanan ketiga yang belum ditanya.
“Kalau kamu kenapa sampai dipenjara di
sini?” tanya mereka berdua kepada tahanan
ketiga.
Lalu tahanan ketiga itu menjawab dengan
berat hati, “Karena saya Che Guevara.”
38
Fidel Castro pun tertawa tergelak-gelak
mendengar guyonan Gus Dur tersebut.
31. Siapa yang Paling Berani
Di atas geladak kapal perang US Army tiga
pemimpin negara sedang “berdiskusi”
tentang prajurit siapa yang paling berani. Eh
kebetulan di sekitar kapal ada hiu-hiu yang
sedang kelaparan lagi berenang mencari
makan …
Bill Clinton: Kalau Anda tahu … prajurit kami
adalah yang terberani di seluruh dunia …
Mayor .. sini deh … coba kamu berenang
keliling ini kapal sepuluh kali.
Mayor: (walau tahu ada hiu) siap pak, demia
“The Star Spangled Banner” saya siap ,,,
(akhirnya dia terjun dan mengelilingi kapal
10 kali sambil dikejar hiu).
Mayor: (naik kapal dan menghadap) Selesai
pak!!! Long Live America!!
Clinton: Hebat kamu, kembali ke pasukan!
Koizumi: (tak mau ketinggal, dia panggil
sang sersan) Sersan! Menghadap sebentar
(sang Sersan datang) … coba kamu keliling
kapal ini sebanyak 50 kali … !
39
Sersan: (melihat ada hiu … glek … tapi) for
the queen I’am ready to serve!!! (pekik sang
sersan, kemudian membuka-buka baju lalu
terjun ke laut dan berenang keliling 50 kali
… dan dikejar hiu juga).
Sersan: (menghadap sang perdana menteri)
GOD save the queen!!!
Koizumi: Hebat kamu … kembali ke tempat
… Anda lihat Pak Clinton … Prajurit saya
lebih berani dari prajurit Anda … (tersenyum
dengan hebat …)
Gus Dur: Kopral ke sini kamu … (setelah
dayang …) saya perintahkan kamu untuk
terjun ke laut lalu berenang mengelilingi
kapal perang ini sebanyak 100 kali … ok?
Kopral: Hah … Anda gila yah …! Presiden
nggak punya otak … nyuruh berenang
bersama hiu … kurang ajar!!! (sang Kopral
pun pergi meninggalkan sang presiden …)
Gus Dur: (Dengan sangat bangga) Anda lihat
Pak Clinton dan Pak … Cumi Cumi … kirakira
siapa yang punya prajurit yang paling
BERANI!!! … Hidup Indonesia … !!!
40
32. Doa Mimpi Matematika
Jauh sebelum menjadi Presiden, Gus Dur
dikenal sebagai penulis yang cukup
produktif. Hampir tiap pekan tulisannya
muncul di koran atau majalah. Tema
tulisannya pun beragam, dari soal politik,
sosial, sastra, dan tentu saja agama.
Pernah dia mengangkat soal puisi yang
ditulis oleh anak-anak di bawah usia 15
tahun yang dimuat majalah Zaman. Kata
Gus Dur, anak-anak itu ternyata lebih jujur
dalam mengungkapkan keinginannya.
Enggak percaya? Baca saja puisi yang dibuat
oleh Zul Irwan ini:
Tuhan …
berikan aku mimpi malam ini
tentang matematika
yang diujikan besok pagi
33. Tiga Polisi Jujur
Gus Dur sering terang-terangan ketika
mengritik. Tidak terkecuali ketika mengkritik
dan menyindir polisi.
Menurut Gus Dur di negeri ini hanya ada tiga
polisi yang jujur. “Pertama, patung polisi.
Kedua, polisi tidur. Ketiga, polisi Hoegeng
(mantan Kapolri).”
41
Lainnya? Gus Dur hanya tersenyum.
34. 189 Gaya Bersetubuh
Ketika semua pihak berteriak “Musnahkan
pornoaksi dan pornografi di negeri ini karena
nggak sesuai dengan syariat Islam,” Gus Dur
justru kurang sependapat. Gus Dur berusaha
mengambil contoh dari sisi pandangan Islam
tentang porno tersebut.
Misalnya saja ketika Gus Dur menjawab
interview dengan Jaringan Islam Liberal, Gus
Dur menyebut kita Raudlatul Mu’aththar
sebagai korban tentang kesalahan
memandang pengertian daripada kata
porno.
“Anda tahu, kita Raudlatul Mu’aththar (The
Perfumed Garden, Kebun Wewangian) itu
merupakan kitab Bahasa Arab yang isinya
tata cara bersetubuh dengan 189 gaya, ha …
ha … ha. Kalau gitu, kitab itu cabul dong?”
35. Membuat Orang-Orang
Berdoa
Di pintu akherat seorang malaikat menanyai
seorang sopir Metro Mini. “Apa kerjamu
selama di dunia?” tanya malaikat itu.
42
“Saya sopir Metro Mini, Pak.” lalu malaikat
itu memberikan kamar yang mewah untuk
sopir Metro tersebut dan peralatan yang
terbuat dari emas.
Lalu datang Gus Dur dengan dituntutn
ajudannya yang setia.
“Apa kerja kamu di dunia?” tanya malaikat
kepada Gus Dur.
“Saya presiden dan juga juru dakwah Pak…”
lalu malaikat itu memberikan kamar yang
kecil dan peralatan dari kayu. Melihat itu Gus
Dur protes.
“Pak kenapa kok saya yang presiden
sekaligus juru dakwah mendapatkan yang
lebih rendah dari seorang sopir Metro..?”
Dengan tenang malaikat itu menjawab:
“Begini Pak… Pada saat Bapak ceramah,
Bapak membuat orang-orang semua
ngantuk dan tertidur… sehingga melupakan
Tuhan. Sedangkan pada saat sopir Metro
Mini mengemudi dengan ngebut, ia
membuat orang-orang berdoa…”
36. Bukan Saya
Di sebuah sekolah dasar di Los Palos,
Timtim, seorang sersan kepala yang galak
43
jadi guru pengganti. Kali ini dia mengajarkan
sejarah kemerdekaan RI untuk anak-anak
kelas III. Untuk menguji daya tangkap para
muridnya, ia bertanya dengan suara keras,
“Coba, siapa yang menurunkan bendera
merah, putih, biru, di Hotel Oranye
Surabaya?”
Murid-murid yang terlanjur dicekam rasa
ketakutan serentak menjawab, “Bukan saya,
Pak. Jangan tangkap saya!”
Humor Gusdur : Ngebor Kebanyakan
“Mengapa muncul bencana lumpur dan gas
panas di Sidoarjo?” tanya Gus Dur.
“Ngebornya La Pindo, jadi jebol. Kalau La
Pisan mungkin aman. Dalam bahasa Jawa
Timuran Pindo kan dua kali, Pisan, sekali,”
kata Gus Dur menjawab pertanyaannya
sendiri.
37. Iklan Gratis
handoyo ‘Gus Pur’ epigon Gus Dur bernafas
lega ketika dipertemukan dengan tokoh
aslinya yaitu Gus Dur, saat program Kick
Andy yang diputar di Metro TV, Kamis
15/11/2007.
44
“Apakah Handoyo pernah minta ijin langsung
kepada Anda untuk menjadi Gus Dur dalam
Republik Mimpi?” tanya Andy F. Noya, host
program itu, kepada Gus Dur.
“Abis gimana lagi, yah anggep saja sudah,”
jawab Gus Dur enteng.
Dalam kesempatan itu, Gus Dur mengaku
senang dengan adanya tokoh Gus Pur dalam
parodi politik itu. “Itung-itung advertensi
(iklan) gratis,” katanya disambut gelak tawa
penonton.
Bahkan ketika ditanya lebih ganteng siapa
antara Gus Dur dan Gus Pur. Gus Dur
mengatakan Handoyo seperti iklan film foto
yang bermoto ’seindah warna aslinya’, tapi
Gus Dur memplesetkannya menjadi, “lebih
indah dari warna aslinya,” kata Gus Dur.
38. Tuhan Tak Perlu Dibela
Saat kebanyakan orang saling menunjukkan
diri sebagai ‘pihak yang paling garang’ dan
‘paling ngotot’ mengatakan diri mereka
adalah sedang dalam perlawanan membela
agama Tuhan. Jelas ini adalah sikap yang
lagi-lagi gegabah.
45
“Tuhan nggak perlu dibela,” jawaban Gus
Dur kala itu. Karuan saja omongan itu juga
menimbulkan kontroversi. Hingga akhirnya
teman Gus Dur, KH Mustafa Bisri pun ikut
angkat bicara.
“Tuhan itu sebenarnya nggak butuh kita.
Kalau se-Indonesia ini mau jadi kafir semua,
Tuhan juga nggak akan bermasalah,”
sambung Gus Mus menguatkan pernyataan
Gus Dur
39. Maju Aja Dituntun,
Apalagi Mundur
Dur dalam berbagai kesempatan selalu
berkata jujur. Akibat kejujurannya itu,
kadang kala disertai humor “tingkat tinggi”
yang membuat para pendengarnya tergelak.
Salah satu contohnya kala Gus Dur
menanggapi berbagai desakan agar dirinya
mundur. Tanpa basa-basi dia pun
menimpali.
“Maju aja masih harus dituntun, apalagi
mundur,” ujar Gus Dur
40. Presiden Wisatawan
46
Teladan yang diberikan Gus Dur sangat
banyak. Misalnya saja saat memberikan
pidato di Jerman yang ikut serta mantan
Presiden Indonesia BJ Habibie. Di situ Gus
Dur runtut menyebutkan status
kepresidenan dari masa Pak Karno sampai
dirinya.
“Pak Karno itu presiden yang negarawan,
Pak Harto hartawan, Pak Habibie, sedang
saya sendiri Wisatawan,” ujar Gus Dur jujur.
Pernyataan Gus Dur itu mungkin untuk
menanggapi berbagai pernyataan bahwa
selama dia menjabat presiden gemar
melancong/kunjungan ke luar negeri
41. Pikiran Porno
Dalam suatu kesempatan Gus Dur
mengeluarkan sebuah pernyataan yang
sebenarnya tidak dimaksudkan untuk
menghina. Namun dengan itu bagian dari
upaya Gus Dur menyampaikan joke.
“Alquran itu kita suci yang paling p o r n o.
Ya kan bener, di dalamnya ada kalimat
menyusui. Berarti mengeluarkan tetek. Ya
udah, cabul kan?”
47
Mungkin dengan hanya kalimat guyonan itu
sebagian masih ada yang merasa
diresahkan. Masa sih ulama yang terkenal
wali kaya gitu? Maka, di lain waktu Gus Dur
mengulangi penjelasannya dengan memilih
bahasa yang lebih sopan.
“Maksudnya, itu ayat jadi por no kalau yang
baca lagi punya pikiran yang ngeres. Kalau
nggak, ya udah. Berarti beres.”
Masih nggak puas. Karenanya pertanyaan
berikutnya segera menyusul. “Tapi Gus,
Alquran kan bahasanya sopan?”
“Betul, juga bahasa di luar Alquran banyak
yang sopan. Tapi, waktu teman saya naik
bus, lihat orang lagi bunting. Terus dia
mbatin kenapa bisa bunting? Mendadak
‘barangnya’ (alat kelaminnya) berdiri garagara
pikirannya itu,” jawab Gus Dur.
Ya, begitulah Gus Dur
42. Olimpiade
Hampir tak ada negara yang rela ketinggalan
mengikuti Olimpiade . Acara empat tahunan
itu merupakan salah satu cara promosi
negara masing-masing. Dan tentu saja ,
peristiwa ini juga sangat bergengsi karena
48
acara ini diliput oleh semua media massa
negara peserta. Wajarlah kalau setiap
negara berusaha mengirimkan atlet
terbaiknya, dengan harapan mereka bisa
mendapatkan emas. Begitulah sambutan
Gus Dur saat melepas tim Indonesia ke
Olimpiade Sidney yang baru lalu.
Gus Dur lalu bercerita tentang peristiwa
yang pernah terjadi di Suriah. Pada waktu
Olimpiade beberapa tahun yang lalu,
tuturnya, kebetulan pelari asal Suriah
merebut medali emas. Sang pelari mampu
memecahkan rekor tercepat dari pemenang
sebelumnya, bahkan selisih waktunya pun
terpaut jauh.
Maka, dia langsung dikerubuti wartawan
karena punya nilai berita yang sangat tinggi.
“Apa sih rahasia kemenangan anda?” tanya
wartawan.
“Mudah saja,” jawab si pelari Suriah, enteng,
“Tiap kali bersiap-siap akan start, saya
membayangkan ada serdadu Israel di
belakang saya yang mau menembak saya.”
Ini cerita Gus Dur tentang situasi Rusia,
tidak lama setelah bubarnya Uni Soviet.
Sosialisme hancur, dan para birokrat tidak
49
punya pengalaman mengelola sistem
ekonomi pasar bebas. Di masa sosialisme,
memang rakyat sering antre untuk
mendapatkan macam-macam kebutuhan
pokok, tapi manajemennya rapi, sehingga
semua orang kebagian jatah. Sekarang,
masyarakat tetap harus antre, tapi karena
manejemennya jelek, antrean umumnya
sangat panjang, dan banyak orang yang
tidak kebagian jatah.
Begitulah, seorang aktivis sosial berkeliling
kota Moskow untuk mengamati bagaimana
sistem baru itu bekerja. Di sebuah antrean
roti, setelah melihat banyaknya orang yang
tidak kebagian, aktivis itu menulis di buku
catatannya, “roti habis.”
Lalu dia pergi ke antrean bahan bakar. Lebih
banyak lagi yang tak kebagian. Dan dia
mencatat “bahan bakar habis!”, kemudian
dia menuju ke antrean sabun. Wah
pemerintah kapitalis baru ini betul-betul
brengsek, banyak sekali masyarakat yang
tidak mendapat jatah sabun. Dia menulis
besar-besar “SABUN HABIS!”.
Tanpa dia sadari, dia diikuti oleh seorang
intel KGB. Ketika dia akan meninggalkan
antrean sabun itu, si intel menegur “Hey
50
bung! dari tadi kamu sibuk mencatat-catat
terus, apa sih yang kamu catat?”.
Sang aktivis menceritakan bahwa dia sedang
melakukan penelitian tentang kemampuan
pemerintah dalam mendistribusikan barang
bagi rakyat .
“Untung kamu ya, sekarang sudah jaman
reformasi”, ujar sang intel, “Kalau dulu,
kamu sudah ditembak”.
Sambil melangkah pergi, aktivis itu
mencatat, “Peluru juga habis!
43. Salad
Gus Dur nggak mati akal kalau urusan
melucu. Bahkan, guyonan Gus Dur pun juga
diucapkan dalam bahasa asing. Suatu ketika
Gus Dur bercerita tentang ada seorang
pejabat negara ini yang diundang ke luar
negeri.
Dia lalu mengisahkan seorang istri pejabat
Indonesia yang dijamu makan malam dalam
sebuah kunjungan ke luar negeri.
51
Dalam kesempatan itu, kata Gus Dur, si
nyonya pejabat ditawarkan makanan
pembuka oleh seorang pramusaji, “you like
salad, madame?”
“Oh sure, I like Salat five time a day.
Shubuh, Dzuhur, Asyar, Maghrib and Isya,”
jawab si Nyonya percaya diri.
44. Membayangkan Serdadu
Israel
Hampir tak ada negara yang rela ketinggalan
mengikuti olimpiade. Acara empat tahunan
itu merupakan salah satu cara promosi
negara masing-masing. Dan tentu saja,
peristiwa ini juga sangat bergengsi karena
acara ini diliput oleh media massa semua
negara peserta.
Wajarlah kalau setiap negara berusaha
mengirimkan atlet terbaiknya, dengan
harapan mereka bisa mendapat medali
emas. Begitulah sambutan Presiden Gus Dur
saat melepas tim Indonesia ke Olimpiade
Sydney kala itu.
Gus Dur lalu bercerita tentang peristiwa
yang pernah terjadi di Suriah. Pada waktu
Olimpiade beberapa tahun lalu, tuturnya,
kebertulan pelari asal Suriah memeperoleh
52
medali emas. Sang pelari mampu
memecahkan rekor tercepat dari pemenang
sebelumnya. Bahkan selisih waktunya pun
terpaut jauh.
Maka, ia langsung dikerubuti para wartawan
karena punya nilai berita yang sangat tinggi.
“Apa sih rahasia kemenangan Anda? tanya
wartawan.
“Mudah saja” jawab si pelari Suriah, enteng.
“Tiap kali bersiap-siap akan mulai, saya
membayangkan ada serdadu Israel di
belakang saya yang akan menembak saya.”
45. Gus Dur Ngelu
“Saya mau bertanya sama Pak Permadi dan
para hadirin.” kata Sutradara Film Garin
Nugroho dalam wayangan. Biasanya, tokohtokoh
baik itu kalau situasinya susah pada
berubah semua. Petruk misalnya, ketika mau
jadi raja tiba-tiba berubah wataknya.
Permadi yang ditanya Gus Dur yang
mnejawab. Ia membenarkan bahwa watak
Petruk berubah ketika ia mau menjadi raja.
“Makanya, kalau mencari pemimpin mestinya
yang tak gampang berubah,” tambah Gus
Dur.
53
“Kalau menurut Pak Permadi, Gus Dur itu
berubah tidak? celetuk seorang hadirin.
“Ya, agak berubah,” jawab Permadi.
“Misalnya dalam hal apa?”
“Misalnya, kalau dulu Gus Dur itu masih suka
kumpul-kumpul dengan saya, sekarang
hampir tidak pernah lagi.”
“Kalau itu sih sebabnya sederhana,” sahut
Gus Dur.
“Sederhana bagaimana Gus?” kejar hadirin.
“Ngelu (pusing).”
46. Anggur Mukti Ali
Pada kunjungan keliling Eropa bulan
Februari 2000, Gus Dur ketemu para kepala
negara/pemerintahan. Dia antara lain
ketemu Presiden Perancis Jacques Chirac.
Untuk mencairkan suasana, seperti biasa,
dia memasang jurus ampuhnya: humor. Dan
tentu saja guyonan yang dipilihnya adalah
sedikit banyak ada sangkutannya dengan
tuan rumah.
Menurut Gus Dur, pada tahun 1970-an di
Indonesia mulai diupayakan dialog
antaragama. Penggagasnya adalah Prof
Mukti Ali, waktu itu menteri agama.
54
“Saya sangat setuju dengan prinsipnya, tapi
tidak setuju dengan contoh yang diberikan
Mukti Ali,” ujar Gus Dur.
“Mengapa?” tanya Presiden Chirac, mulai
heran.
“Menurut Mukti Ali, semua agama itu sama
saja; sama bagusnya, sama luhurnya. Ini
saya setuju. Tapi dia memberi contoh
dengan menyebut anggur. Ini saya tidak
setuju. Sebabm, kata Mukti Ali, agamaagama
itu seperti anggur. Bisa dimasukkan
ke gelas yang pendek, yang lonjong, yang
bulat dan sebagainya, tapi isinya sama saja;
anggur.”
“Lho, mengapa Anda tidak setuju?” tanya
Chirac, belum paham juga.
“Sebab anggur itu macam-macam,
wadahnya juga macam-macam. Tidak bisa
sembarangan.”
“Ya, betul, betul,” kata Chirac sambil
tertawa. “Saya tahu benar tentang hal itu
sebab saya orang Prancis.”
47. Kayak Digigit Semut
Ketika menunggu giliran di ruang tungngu
pasien, seorang pria remaja berumur 13
55
tahun bertanya kepada bapaknya, “Paka!
kalau kita disuntik itu, sakit ya, Pak?”
“Oh, tentu saja tidak Nak! Kalau kita disuntik
itu, rasanya seperti digigit semut!”
Beberapa saat kemudian, tibalah saatny si
anak remaja ini masuk ke kamar periksa
tanpa mau diantar bapaknya setelah ia
mengetahui kalau disuntik itu rasanya
seperti digigit semut.
Lima menit kemudian, si Bapak yang
menunggu di ruang tunggu pasien ini
terkejut mendengar jeritan sang dokter yang
kemudian disusul jeritan anaknya. Setelah
pintu kamar periksa dibuka, dilihatnya
anaknya yang berjalan pincang dengan
pahanya yang biru bengkak, dan mata sang
dokter pun juga membengkak.
“Lho! Anak saya ini kenapa, Dok? Kok,
jalannya pincang begini?” tanya si Ayah
kepada sang dokter.
“Begini, Pak,” papar sang dokter, “Ketika
anak bapak ini mau saya suntik, tiba-tiba dia
meronta-ronta kemudian mata saya dipukul
oleh dia, dan …”
56
“Bapak bohong!!!” protes anak remaja itu
kepada bapaknya, “Bapak bilang kalau
disuntik itu rasanya seperti digigit semut,
ternyata, seperti digigit buaya! Buktinya,
lihat ini! bekas gigitannya!”
48. Siapa Lebih dekat dengan
Tuhan
Perbedaan dalam berbagai hal termasuk
aliran dan agama, kata mantan Presiden RI
ini, sebaiknya diterima karena itu bukan
sesuatu masalah.
Jika sudah bisa menerima perbedaan maka
akan lebih terbuka dalam berdialog, bahkan
kata Gus Dur, lahir lelucon seperti yang
dilontarkan seorang kyai, bhiksu, dan
pendeta.
“Pendeta mengatakan; Kami dekat sekali
dengan Tuhan. Jadi kami memangil Tuhan
Anak, Tuhan Bapak. Si bhiksu menimpali;
Kami juga dekat. Bukan manggil Bapak, tapi
Om. Lha bagaimana dengan Anda, pak kyai?
Pak Kyai menjawab; Boro-boro deket,
manggil-nya aja mesti pake menara,” urai
Gus Dur diiringi tawa seisi ruangan.
57
“Saya tadi kan tak bilang dia korupsi, saya
hanya bilang teroris,” jawabnya enteng.
58
Ucapan Terima kasih
pada sumber-sumber
tulisan yakni:
holistikasaya.wordpress.com
okezone.com
gusdur.net
marhendraputra.co.cc
fotounik.net

Minggu, 20 Mei 2012

Menghafal Al-Quran

Yusof Qardhawi
Siri Tarbiyyah

Menghapal Al-Quran
Di antara karakteristik Al Quran adalah: ia merupakan Kitab Suci yang dimudahkan
untuk dihapal dan diulang-ulang, dan ia juga dimudahkan untuk diingat dan fahami.
“Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Al Qur'an untuk pelajaran, maka adakah orang
yang mengambil pelajaran?.” (Al Qamar:17), dan ayat lainnya.
Karena dalam lafazh-lafazh Al Quran, redaksi-redaksinya, dan ayat-ayatnya
mengandung keindahan, kenikmatan dan kemudahan, sehingga mudah unuk dihapal bagi
orang yang ingin menghapalnya, menyimpan dalam hatinya, dan menjadikan hatinya
sebagai tempat Al Quran.
Dari sini, kita mendapati ribuan bahkan puluhan ribu kaum Muslimin yang
menghapal Al Quran, dan mayoritas dari mereka adalah anak-anak yang belum
menginjak usia baligh. Dalam usia yang masih kanak-anak itu, mereka tidak mengetahui
nilai kitab suci, juga apakah ia suci atau tidak, namun tetap saja Al Quran dihapal oleh
bilangan orang yang banyak itu.
Jika Anda meneliti perhatian orang-orang Kristen terhadap Kitab Suci mereka, kita
akan mendapatkan tidak seorangpun yang hapal isinya, tidak setengahnya, atau
seperempatnya, dari kalangan orang-orang yang beriman dengan kitab itu, hingga para
rahib, pendeta, uskup dan kardinal sekalipun tidak hapal kitab suci mereka.
Sementara dengan Al Quran, kita mendapatkan banyak non-Arab yang hapalannya
amat bagus: seperti saudara-saudara kita dari India, Pakistan, Bangladesh, Afghanistan,
Turki, Senegal dan Muslim Asia-Afrika lainnya, padahal mereka tidak memahami bahasa
Arab. Kami pernah menguji mereka dalam musabaqah-musabaqah menghapal Al Quran
di negeri Qathar, dan aku dapati salah seorang mereka ada yang menghapal demikian
bagusnya sehingga seperti sebuah kaset rekaman Al Quran, yang tidak melupakan satu
huruf-pun dari Al Quran, atau satu kata darinya, namun demikian, saat kami tanya dia
(dengan bahasa Arab): siapa nama Anda? Ia tidak dapat menjawab! Karena ia tidak
memahami bahasa Arab.
Ini semua adalah perwujudan dari firman Allah SWT:
“Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Qur'an, dan sesungguhnya Kami benarbenar
memeliharanya.” (Al Hijr: 9).
Allah SWT telah menjamin pemeliharaan Al Quran ini dengan ungkapan yang tegas itu1,
dan diantara perangkat untuk memeliharanya adalah: menyiapkan orang yang
menghapalnya, dari satu generasi ke generasi lainnya.
Kami telah menghapal Al Quran dengan baik saat belum lagi menginjak usia
sepuluh tahun, dan mungkin kami dapat menghapalnya pada usia yang lebih muda lagi.
Kami dapati di Bangladesh seorang anak-anak yang telah hapal Al Quran saat ia
berusia sembilan tahun. Saat kami mencoba hapalannya, kami dapati hapalannya amat
bagus.
Kami mendapati di Mesir anak yang telah hapal Al Quran saat ia berusia tujuh
tahun, seperti kami saksikan dalam musabaqah tahfizh Al Quran. Dan salah seorang2
1Penegasan itu tampak dalam penggunaan jumlah ismiyyah (redaksional dengan kata benda) dan dalam
kata “inna” serta lam dalam khabar “lahaafizhuun”.
darinya datang ke Qathar, dan kemudian diterima dengan hormat oleh menteri
Pendidikan Qathar beberapa tahun yang lalu. Dan kami melihat seorang anak pada usia
yang sama telah menghapal Al Quran dan membacanya dengan baik, dari sebuah
kampung dekat kampung asalku di Mesir, yaitu Sajin al Kaum3.
Kami temukan sebagian pendidik kontemporer yang mengkritik kegiatan
menghapal Al Quran pada saat kanak-kanak, karena ia menghapalnya tanpa pemahaman,
dan manusia tidak seharusnya menghapal apa yang tidak ia fahami.
Namun kaidah ini tidak boleh diaplikasikan bagi Al Quran, karena tidak mengapa
seorang anak menghapal Al Quran pada masa kanak-kanak untuk kemudian
memahaminya pada saat dewasa. Karena menghapal pada saat kanak-kanak seperti
memahat di atas batu, seperti dikatakan seoarang bijaksana pada masa lalu. Dan saat ada
yang mengatakan: orang yang dewasa lebih matang akalnya! Ada yang menjawab:
namun ia lebih banyak kesibukannya!
Kami telah menghapal Al Quran dan menyimpannya dalam hati semenjak masa
kanak-kanak itu, kemudian Allah SWT memberikan manfaat kepada kami saat dewasa.
Di antara keistimewaan Al Quran adalah: ia merupakan kitab yang dijelaskan dan
dimudahkan untuk dihapal, seperti kami telah jelaskan dalam karakteristikkarakteristiknya.
Oleh karena ia dipahami –secara global—oleh yang kecil dan yang
besar, yang tidak berpendidikan maupun yang berpendidikan, dan setiap orang
mengambil pemahaman darinya sesuai dengan kemampuannya.
Kami perlu sebut di sini –saat kami belajar di al Kuttab (madrasah penghapal Al
Quran)— kami pernah membaca kisah-kisah Al Quran dan nasehat-nasehatnya, dan kami
mengetahui ibrah umum dari kisah-kisah itu, meskipun kami tidak mencapai maknamakna
yang dalam yang terkandung dalam redaksi Al Quran, hukum-hukumnya dan
semacamnya.
Kejadian yang lain adalah saat kami mengulang hapalan surah Ash Shaaffaat
kepada syeikh Kuttab kami yaitu Syaikh Hamid. Dalam surah itu terdapat banyak kisah
para Rasul, dan di antaranya adalah kisah Nabi Luth a.s. dan kaumnya yang dihancurkan
oleh Allah SWT dan dibinasakan dengan azab-Nya. Tentang mereka Allah SWT
berfirman:
“Sesungguhnya Luth benar-benar salah seorang rasul. (Ingatlah) ketika Kami selamatkan
dia dan keluarganya (pengikut-pengikutnya) semua, kecuali seorang perempuan tua
(isterinya yang berada) bersama-sama orang yang tinggal. Kemudian Kami binasakan
orang-orang yang lain. Dan sesungguhnya kamu (hai penduduk Mekah) benar-benar akan
melalui (bekas-bekas) mereka di waktu pagi, dan di waktu malam. Maka apakah kamu
tidak memikirkan?.” ( Ash Shaaffaat: 133-138).
Kami membaca dua ayat yang terakhir itu seperti ini:
.“ وَإِنَّكُمْ لَتَمُرُّونَ عَلَيْهِمْ مُصْبِحِينَ( 137 )وَبِاللَّيْلِ“
2 Yaitu siswa Badri Abu Zaid dari propinsi Asyuth.
3 Beberapa bulan yang lalu ada seorang anak dari Iran –yang baru berumur tujuh tahun— yang menjadi
fenomena dalam menghapal Al Quran al Karim. Yaitu As Sayyid Muhammad Husain Ath Thababai. Ia
telah mengunjungi Qathar pada bulan Muharram tahun 1419 H (Mei 1998 M). Ia menampilkan hapalannya
dan pemahamannya terhadap Al Quran dengan mencengangkan semua orang. Ia telah mengunjungiku
bersama orang tuanya disertai duta besar Iran di Doha, aku kemudian menguji hapalan dan
pemahamannya, ternyata memang betul mengagumkan.
Dengan menyambung kata “ مُصْبِحِينَ وَبِاللَّيْلِ “, dan tidak berhenti pada ujung ayat,
kemudian kami membaca: “ أَفَلَا تَعْقِلُونَ “. Mendengar itu, Syeikh Hamid berkomentar:
Allah yaftah `alaik! (Allah membuka pemahaman engkau!) Syeikh itu mengetahui kami
telah memahami makna ayat itu: “
Kami dapati sebagian saudara kita yang beragama Kristen yang dengan serius
berusha menghapal Al Quran atau banyak juz dari Al Quran, dan agar anak-anaknya juga
menghapalnya pada usia kanak-kanak mereka. Seperti diceritakan sendiri oleh Dr.
Nazhmi Lukas, seorang sastrawan Koptik Mesir, tentang dirinya, dalam pembukaan
bukunya yang terkenal “Muhammad: Risalah dan Rasul”. Ia menceritakan bagaimana
bapaknya mengirimnya kepada salah seorang syaikh yang buta dan amat baik hapalannya
di kota Suez, kemudian bapaknya meminta syeikh itu untuk mengajarkan anaknya
menghapal Al Quran, dan dasar-dasarnya. Dan iapun melaksanakannya.
Pemimpin politik Koptik Mesir yang terkenal Makram Ubeid menghapal Al Quran
dalam jumlah banyak, dan ia dengan lincah mengutip dari Al Quran dalam pidatopidatonya,
dalam artikel-artikelnya, dalam pembelaannya di persidangan, dan kata-kata
Al Quran yang ia gunakan itu memberikan keindahan dalam ucapan-ucapannya, dan
memberika kekuatan yang tidak dapat diberikan oleh sumber lainnya selain Al Quran.
Diantara manfaat menghapal Al Quran pada masa kanak-kanak adalah: meluruskan
lidah, membaca huruf dengan tepat, dan mengucapkannya sesuai denan makhraj
hurufnya, dan tidak mengalami seperti dialami oleh orang awam dan sayangnya sebagian
pendidik, yang kurang fasih dalam membaca huruf jim, dan tidak mengeluarkan lidah
saat membaca huruf tsa, dzal, zha dan lainnya, tidak menebalkan huruf-huruf izh-har
yang terkenal dalam kha, shad, dhadh, tha, zha, ghain, dan qaf, kapan harus menebalkan
huruf raa dan kapan menipiskannya, juga seperti huruf lam dalam kata Allah,
kaditebalkan, dan kapan ditipiskan. Dan semacamnya dari bermacam-macam hal yang
biasa kita lakukan, sehingga membuat lidah kami lembut dari semenjak kanak-kanak,
akibat menghapal Al Quran dan membacanya dengan baik, sehingga akhirnya itu menjadi
tabi`at kami yang kedua.
1. Keutamaan Menghapal Al Quran.
Banyak hadits Rasulullah SAW yang mendorong untuk menghapal Al Quran, atau
membacanya di luar kepala, sehingga hati seorang individu Muslim tidak kosong dari
sesuatu bagian dari kitab Allah SWT. Seperti dalam hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu
Abbas secara marfu`:
“Orang yang tidak mempunyai hapalan Al Quran sedikitpun adalah seperti rumah kumuh
yang mauh runtuh “4.
Dan Rasulullah SAW memberikan penghormatan kepada orang-orang yang
mempunyai keahlian dalam membaca Al Quran dan menghapalnya, memberitahukan
kedudukan mereka, serta mengedepankan mereka dibandingkan orang lain.
Dari Abi Hurarirah r.a. ia berkata: Rasulullah SAW mengutus satu utusan yang
terdiri dari beberapa orang. Kemudian Rasulullah SAW mengecek kemampuan membaca
4 Hadits diriwayatkan oleh Tirmizi dari Ibnu Abbas (2914), ia berkata: hadits ini hasan sahih.
dan hapalan Al Quran mereka: setiap laki-laki dari mereka ditanyakan sejauh mana
hapalan Al Quran-nya. Kemudian seseorang yang paling muda ditanya oleh Rasulullah
SAW : “Berapa banyak Al Quran yang telah engkau hapal, hai pulan?” ia menjawab: aku
telah hapal surah ini dan surah ini, serta surah Al Baqarah. Rasulullah SAW kembali
bertanya: “Apakah engkau hapal surah Al Baqarah?” Ia menjawab: Betul. Rasulullah
SAW bersabda: “Pergilah, dan engkau menjadi ketua rombongan itu!”. Salah seorang
dari kalangan mereka yang terhormat berkata: Demi Allah, aku tidak mempelajari dan
menghapal surah Al Baqarah semata karena aku takut tidak dapat menjalankan isinya.
Mendengar komentar itu, Rasulullah SAW bersabda:
“Pelajarilah Al Quran dan bacalah, karena perumpamaan orang yang mempelajari Al
Quran dan membacanya, adalah seperti tempat bekal perjalanan yang diisi dengan
minyak misik, wanginya menyebar ke mana-mana. Sementara orang yang
mempelajarinya kemudia ia tidur –dan dalam dirinya terdapat hapalan Al Quran— adalah
seperti tempat bekal perjalanan yang disambungkan dengan minyak misik “5.
Jika tadi kedudukan pada saat hidup, maka saat mati-pun, Rasulullah SAW
mendahulukan orang yang menghapal lebih banyak dari yang lainnya dalam kuburnya,
seperti terjadi dalam mengurus syuhada perang Uhud.
Rasulullah SAW mengutus kepada kabilah-kabilah para penghapal Al Quran dari
kalangan sahabat beliau, untuk mengajarkan mereka faridhah Islam dan akhlaknya,
karena dengan hapalan mereka itu, mereka lebih mampu menjalankan tugas itu. Di antara
sahabat itu adalah: tujuh puluh orang yang syahid dalam kejadian Bi`ru Ma`unah yang
terkenal dalam sejarah. Mereka telah dikhianati oleh orang-orang musyrik.
Dari Abi Hurairah r.a. bahwa Rasulullah SAW bersabda:
“Penghapal Al Quran akan datang pada hari kiamat, kemudian Al Quran akan berkata:
Wahai Tuhanku, bebaskanlah dia, kemudian orang itu dipakaikan mahkota karamah
(kehormatan), Al Quran kembali meminta: Wahai Tuhanku tambahkanlah, maka orang
itu dipakaikan jubah karamah. Kemudian Al Quran memohon lagi: Wahai Tuhanku,
ridhailah dia, maka Allah SWT meridhainya. Dan diperintahkan kepada orang itu:
bacalah dan teruslah naiki (derajat-derajat surga), dan Allah SWT menambahkan dari
setiap ayat yang dibacanya tambahan ni`mat dan kebaikan “6.
Balasan Allah SWT di akhirat tidak hanya bagi para penghapal dan ahli Al Quran
saja, namun cahayanya juga menyentuh kedua orang tuanya, dan ia dapat memberikan
sebagian cahaya itu kepadanya dengan berkah Al Quran.
Dari Buraidah ia berkata: Rasulullah SAW bersabda:
“Siapa yang membaca Al Quran, mempelajarinya dan mengamalkannya, maka
dipakaikan mahkota dari cahaya pada hari Kiamat, cahayanya seperti cahaya matahari,
kedua orang tuanya dipakaikan dua jubah (kemuliaan), yang tidak pernah didapatkan di
5 Hadits diriwayatkan oleh Tirmizi dan ia menilainya hadits hasan (2879), dan lafazh itu darinya. Serta
oleh Ibnu Majah secara ringkas (217), Ibnu Khuzaimah (1509), Ibnu Hibban dalam sahihnya (Al Ihsaan
2126), dan dalam sanadnya ada `Atha, Maula Abi Ahmad, yang tidak dinilai terpercaya kecuali oleh Ibnu
Hibban.
6 Hadits diriwayatkan oleh Tirmizi dan ia menilainya hadits hasan (2916), Ibnu Khuzaimah, al hakim, ia
menilainya hadits sahih, serta disetujui oleh Adz Dzahabi (1/553).
dunia, keduanya bertanya: mengapa kami dipakaikan jubah ini: dijawab: “karena kalian
berdua memerintahkan anak kalian untuk mempelajari Al Quran” 7.
Kedua orang itu mendapatkan kemuliaan Tuhan, karena keduanya berjasa
mengarahkan anaknya untuk menghapal dan mempelajari Al Quran semenjak kecil. Dan
dalam hadits terdapat dorongan bagi para bapak dan ibu untuk mengarahkan anak-anak
mereka untuk menghapal Al Quran semenjak kecil.
Ibnu Mas`ud berkata:
“Rumah yang paling kosong dan lengang adalah rumah yang tidak mengandung
sedikitpun bagian dari Kitab Allah SWT ”8.
Dan pengertian kata “ashfaruha” adalah: yang paling kosong dari kebaikan dan
berkah.
Al Munziri meriwayatkan dalam kitab At Targhib wa At Tarhib dengan kata:
“ashghar al buyut” dengan ghain bukan fa. Dan maknanya adalah: rumah yang paling
hina kedudukannya, dan paling rendah nilainya.
Para penghapal Al Quran dari Kalangan Sahabat.
Banyak terdapat hadits yang berbicara tentang keutamaan orang yang membaca Al
Quran dan menghapalnya. Seorang penghapal dinamakan: al qari, sementara kalangan
penghapal dinamakan: al qurra. Dan kadang-kadang menghapal diungkapkan dengan
kata “al jam`u”.
Al Bukhari meriwayatkan dari Qatadah: ia berkata: aku bertanya kepada Anas bin
Malik: siapa yang menghapal Al Quran pada masa Rasulullah Saw, ia menjawab: “empat
orang, seluruhnya dari kalangan Anshar, yaitu: Mu`adz, Ubay bin Ka`b, Zaid bin Tsabit,
dan Abu Zaid (salah satu paman Anas)”.
Dalam riwayat yang lain, dari Anas ia berkata: Saat Rasulullah SAW wafat, hanya
ada empat orang yang hapal Al Quran: Abu Darda, Mu`adz bin Jabal, Zaid bin Tsatbit
dan Abu Zaid9.
Riwayat ini bertentangan dengan riwayat lainya dari dua segi: pertama:
menggunakan redaksional hashr (pembatasan) pada empat orang. Dan kedua: menyebut
Abu Dard sebagai ganti Ubay bin Ka`b!.
Beberapa imam menolak pembatasan sahabat yang hapal hanya empat orang. Dan
mereka menakwilkan: bahwa perkataan itu seperti itu adalah dalam batas
sepengetahuannya. Karena para penghapal lebih banyak dari itu bilangannya, seperti
telah diketahui dengan yakin. Al Bukhari meriwayatkan dari Abdullah bin Amru ia
berkata: aku mendengar Rasulullah SAW bersabda:
7Hadits diriwayatkan oleh Al Hakim dan ia menilanya sahih berdasarkan syarat Muslim (1/568), dan
disetujui oleh Adz Dzahabi. Hadits ini juga diriwayatkan oleh Ahmad dalam Musnadnya (21872) dan Ad
Darimi dalam Sunannya (3257), penj.
8 Diriwayatkan oleh Al Hakim dari Ibnu Mas`ud secara Mauquf. Ia berkata: sebagian mereka
memarfu`kannya, demikian juga dikatakan oleh Adz Dzahabi (1/566).
9 Para berselisih pendapat tentang siapa namanya. Ibnu Hajar berkata: aku kemudian mendapatkan pada
Ibnu Abi Daud yang menghilangkan kesulitan ini, karena ia meriwayatkannya dengan sanad sesuai syarat
Bukhari kepada Tsumamah dari Anas: bahwa Abu Zaiad yang mengumpulkan Al Quran itu, namanya
adalah: Qias bin As Sakan. Ia berkata: Ia adalah seorang lelaki dari kami, dari Bani Adi bin an Najjar, salah
seorang anak pamanku, dan ia meninggalkan tanpa mempunyai keturunan, kemudian kami mewariskannya.
Selesai. Ia adalah salah seorang anggota Bai`at Aqabah dan pahlawan perang Badar. Lihat: Al Itqaan
(2/203).
“Pelajarilah Al Quran dari empat orang: dari Abdullah bin Mas`ud, Salim (maula Abi
Huzaifah), Mu`adz, dan Ubay bin Ka`b.” Dua yang pertama adalah dari kalangan
muhajirin.
Hadits yang mengakui keutamaan empat orang dari kalangan Anshar itu tidak
menafikan keberadaan yang lainnya yang hapal Al Quran pada saat itu. Banyak sahabat
yang menghapal Al Quran seperti hapalan empat orang itu, atau lebih bagus. Dalam
riwayat yang sahih: dalam perang Bi`ru Ma`unah yang terbunuh dalam kejadian itu dari
kalangan sahabat adalah mereka yang dikenal dengan Al Qurra (para penghapal Al
Quran) dan bilangan mereka adalah: tujuh puluh orang.
Al Qurthubi memberikan komentar atas perkataan Anas tadi: pada saat perang
Yamamah (Perang melawan gerakan murtad) ada tujuh puluh qurra yang syahid, dan
pada masa Nabi Saw di Bi`ru Ma`unah sejumlah yang sama juga mendapatkan mati
syahid. Anas menyebutkan hanya empat orang itu adalah karena ia amat dekat dengan
keempatnya, atau pada saat itu yang ia ingat adalah empat orang itu.
SementaAl Hafzih Ibnu Hajar menjelaskan, bahwa yang dimaksud oleh Anas itu
adalah dari kalangan Khazraj, tidak termasuk suku Aus. Seperti diriwayatkan oleh Ibnu
Jarir darinya ia berkata: Dua suku Aus dan Khazraj berbangga-bangga, Aus berkata: Di
antara kami ada yang membuat Arsy bergetar, yaitu Sa`d bin Mu`adz, ada yang
persaksiannya dihitung dua persaksian laki-laki, yaitu Khuzaimah bin Tsabit, dan yang
dimandikan oleh Malaikat, yaitu Hanthalah bin Abi Amir, dan orang yang dijaga oleh
sekawanan lebah, yaitu Ashim bin Abi Tsabit. Sementara suku Khajraz berkata: dari
kami ada empat orang yang menghapal Al Quran dengan baik, tidak seperti orang lain
……dan ia menyebutkan namanya10.
Al Hafizh as Suyuthi menyebutkan wanita yang menghapal Al Quran, yang
menurutnya tidak ada orang lain yang menyebutnya, yaitu Ummu Waraqah binti Abdillah
bin Al Harits. Dan Rasulullah SAW pernah menziarahinya, dan menamakannya dengan
syahidah, Nabi Muhammad Saw memerintahkannya untuk mengimami keluarganya
dalam shalat. Pada masa kekhalifahan Umar wanita itu terbunuh oleh hambanya. Umar
berkomentar: Benarlah Rasulullah SAW, beliau pernah bersabda:
“Mari kita berangkat menziarahi wanita syahidah“!.
Ibnu Hajar berkata: yang tampak dari banyak hadits: bahwa Abu Bakar telah
menghapal Al Quran pada masa Rasulullah SAW. Dalam hadits sahih diriwayatkan ia
membangun masjid di depan rumahnya, dan membaca Al Quran di sana, dan ia ditandu
saat sakit menimpanya. Ia berkata: ini tidak diragukan lagi, karena kesungguhan Abu
Bakar untuk menerima Al Quran langsung dari Nabi Saw, ditambah keseriusan hatinya
untuk menerima Al Quran. Keduanya berada bersama di Mekkah, dan pergaulan
keduanya amat lengket, sehingga Aisyah r.a. berkata: adalah Rasulullah SAW
mendatangi mereka setiap pagi dan petang. Dalam hadits sahih Rasulullah SAW
bersabda:
“Yang menjadi imam suatu kaum adalah orang yang paling pandai tentang Kitab Allah
“11. Dan Rasulullah SAW mengedepankan Abu Bakar r.a. untuk menjadi imam shalat
kalangan muhajirin dan Anshar. Ini menunjukkan bahwa Abu Bakar adalah orang yang
10 Lihat kitab Al Itqaan karya as Suyuthi juz 1/199-201, tahqiq Muhammad Abu al Fadhl Ibraahim.
11 Hadits diriwayatkan oleh Ahmad dan Muslim serta para pemilik Sunan dari Abi Mas`ud. Sahih Jami
Ash Shagir (8011).
paling menguasai dan menghapal Al Quran dibandingkan yang lain. As Suyuthi berkata:
Pendapat ini telah dikemukakan oleh Ibnu Katsir sebelumnya12.
Ia berkata: Ibnu Abi Daud meriwayatkan dengan sanad hasan dari Muhammad bin
Ka`b al Qurazhi ia berkata: pada masa Rasulullah SAW ada lima orang Anshar yang
menghapal Al Quran: yaitu Mu`adz bin Jabal, Ubadah bin Shamit, Ubay bin Ka`b, Abu
Darda dan Abu Ayyub al Anshari. Di sini ia menambahkan bilangan yang telah disebut
oleh Anas, yaitu: Ubadah dan Abu Ayyub.
Abu Ubaid menyebutkan dalam kitab “al Qiraat” para al Qurra dari kalangan
sahabat Rasulullah SAW. Dari kalangan Muhajirin adalah: Khalifah yang empat,
Thalhah, Sa`d, Ibnu Mas`ud, Huzaifah, Salim, Abu Hurairah, Abdullah bin Saib,
Abadilah, Aisyah, Hafshah dan Ummu Salmah. Sedangkan dari Anshar adalah: Ubadah
bin Shamit, Mu`adz yang mempunyai nama panggilan Abu Halimah, Majma` bin Jariah,
Fadhalah bin Ubaid, dan Muslimmah bin Mukhallad. Ia mengatakan bahwa sebagian dari
mereka telah menyempurnakan hapalannya setelah Rasulullah SAW wafat.
As Suyuthi berkata: Ibnu Abu Daud memasukkan juga: Tamim Ad Dari dan Uqbah
bin `Amir. Ia berkata: Di antara orang yang menghapal juga adalah: Abu Musa al
Asy`ari, seperti disebut oleh abu Amru ad Dani13.
Tentunya pada masa sahabat, jumlah penghapal Al Quran tidak sebanyak pada
masa kita sekarang ini, karena mereka mempelajari Al Quran; ilmu dan amalnya
sekaligus.
Oleh karena itu Umar berkata: Jika seseorang telah mempelajari surah Al Baqarah
dan Ali Imran maka ia telah tampak terhormat di mata kami! Artinya ia menjadi orang
yang mempunyai kehormatan dan kedudukan di mata kami.
Saat Umar mengkhatamkan surah Al Baqarah, ia menyembelih unta sebagai
ucapan syukur kepada Allah SWT atas nikmat itu. Dan kami sendiri, saat masih kecil,
jika telah menghatamkan surah Al Baqarah kami membuat acara, dan kami namakan itu
sebagai: Al Khatmaah ash Shughra (khataman kecil). Sedangkan Al Khatmah al Kubra
(khataman besar) adalah dengan menyempurnakan menghapal Al Quran seluruhnya.
Ini tidak aneh, karena Abu Hurairah meriwayatkan dari Rasulullah SAW:
“Jangan jadikan rumah-rumah kalian menjadi kuburan, karena rumah yang tidak
dibacakan surah Al Baqarah di dalamnya, tidak dimasuki oleh syaitan “14.
Dari Abi Umamah al Bahili: aku mendengar Rasulullah SAW bersabda:
“Bacalah surah Al Baqarah, karena membacanya membawa berkah, dan
meninggalkannya adalah kerugian, dan orang yang membacanya tidak dapat disihir (teluh
atau santet)” 15. Artinya: para penyihir, tidak dapat mencapai sasarannya.
Ibnu Mas`ud berkata: “Al Quran ini adalah hidangan Allah SWT, maka
barangsiapa yang dapat mempelajari sesuatu dari Al Quran hendaknya ia
mempelajarinya. Karena rumah yang paling kosong dari kebaikan adalah rumah yang di
12 Al Itqaan (1/201).
13 Ibid (1/202-203).
14Hadits diriwayatkan dengan lafazh ini oleh At Tirmizi dalam Tsawab al Baqarah (2780). Ia berkata:
hadits ini hasan sahih. Dan Muslim meriwayatkan dengan lafazh:
إِنَّ الشَّيْطَانَ يَنْفِرُ مِنَ الْبَيْتِ الَّذِي تُقْرَأُ فِيْهِ سُوْرَةَ الْبَقَرَةِ
“Syaitan akan lari dari rumah yang dibacakan di dalamnya surah Al Baqarah “. Hadits (780).
15Hadits diriwayatkan oleh Muslim dalam Shalat al Musafirin, bab Fadhlu al Quran wa Surah al Baqarah,
dengan nomor 804.
dalamnya tidak ada sedikitpun kitab Allah SWT. Rumah yang tidak ada sesuatupun di
dalamnya dari kitab Allah, adalah seperti rumah kosong yang tidak berpenghuni. Dan
syaitan akan keluar dari rumah yang di dalamnya dibaca surah Al Baqarah16.
Ibnu Masu`d berkata pula: “ Segala sesuatu mempunyai puncak, dan puncak Al
Quran adalah: Surah al Baqarah”17.
2. Etika para Penghapal Al Quran.
Para penghapal Al Quran mempunyai etika-etika yang harus diperhatikannya.
Dan mereka mempunyai tugas yagn harus dijalankan, sehingga mereka benar-benar
menjadi “keluarga Al Quran”, seperti sabda Rasulullah SAW tentang mereka:
“Allah mempunyai keluarga dari kalangan manusia. Beliau ditanya: siapa mereka wahai
Rasulullah? Beliau bersabda: Ahli Al Quran, mereka adalah keluarga Allah Saw dan
orang-orang dekat-Nya “18.
Selalu Bersama Al Quran.
Di antara etika itu adalah: selalu bersama Al Quran, sehingga Al Quran tidak
hilang dari ingatannya. Yaitu dengan terus membacanya dari hapalannya, atau dengan
membaca mushaf, atau juga dengan mendengarkan pembaca yang bagus, dari radio atau
16 Al Haitsami berkata dalam kitab Majma` Az Zawaid: Hadits diriwayatkan oleh Ath Thabrani dengan
beberapa sanad, dan para periwayat jalan ini adalah sahih (7/164). Catatan penerjemah: Hadits ini juga
diriwayatkan oleh Muslim dari Abi Umamah Al Bahili (1337), Ahmad dalam Musnadnya dengan
beberapa sanad, dan ad Darimi (3257).
17Hadits diriwayatkan oleh Al Hakim dalam Fadhail al Quran, dan ia menilai sahih isnadnya (1/561), serta
disetujui oleh Adz Dzahabi. Ia meriwayatkannya secara marfu. Catatan penerjemah: sementara At Tirmizi
dalam Fhadhail al Quran dari Abi Hurairah (2803), Ahmad dalam Musnadnya dari Abi Ma`qil bin Yasar
(19415) dan Darimi dalam sunannya dari Abdullah (3243), meriwayatkannya secara muttashil.
18Hadits diriwayatkan oleh Ahmad dan An Nasai dalam “ Al Kubra” serta Ibnu Majah (215), al Hakim
(1/556. Lihat: Sahih al Jami` ash Shagir (2165).
kaset rekaman para qari yang terkenal. Berkat ni`mat Allah SWT, di beberapa negara
Islam terdapat siaran Al Quran al Karim, yang memberikan perhatian pada pembacaan Al
Quran, tajwidnya serta tafsirnya.
Dari Ibnu Umar r.a.: bahwa Nabi Muhammad Saw bersabda:
“Perumpamaan orang yang hapal Al Quran adalah seperti pemilik unta yang terikat, jika
ia terus menjaganya maka ia dapat terus memegangnya, dan jika ia lepaskan maka ia akan
segera hilang.” Hadits diriwayaktan oleh Bukhari dan Muslim. Dan Muslim menambah
dalam riwayatnya:
“Jika ia menjaganya, dan membacanya pada malam dan siang hari, maka ia dapat terus
mengingatnya, sedangkan jika tidak, maka ia akan melupakannya”19.
Makna “al mu`aqqalah” adalah: terikat dengan tambang, yaitu tambang yang
dipegang karena takut terlepas. Dan pluralnya adalah `uqul.
Dari Abdullah bin Mas`ud r.a. ia berkata: Rasulullah SAW bersabda:
“Amat buruk orang yang berkata: “Aku telah melupakan hapalan ayat ini dan ayat itu,
namun sebenarnya ia dilupakan. Terus ulang-ulanglah hapalan Al Quran, karena ia lebih
cepat pergi dari dada manusia, dari perginya unta dari ikatannya”20.
Makna kata “nussia“ adalah: Allah SWT yang membuatnya lupa, sebagai
hukuman terhadap kesalahan yang ia lakukan.
Dari Abi Musa al Asy`ari r.a. dari Nabi Saw bersabda:
“ Teruslah jaga hapalan Al Quran, karena Dzat yang jiwa Muhammad berada dalam
genggaman-Nya, ia lebih cepat lepas dari lepasnya unta dari ikatannya.” Diriwayatkan
oleh Bukhari dan Muslim, dan riwayat Bukhari dengan kata “asyaddu tafashshian” 21.
Penghapal Al Quran harus menjadikan Al Quran sebagai temannya dalam
kesendiriannya, serta penghiburnya dalam kegelisahannya, sehingga ia tidak berkurang
dari hapalannya. Qasim bin Abdurrahman berkata: Aku bertanya kepada sebagian kaum
sufi: tidak ada seorangpun yang menjadi teman kesepianmu di sini? Ia mengulurkan
tangannya ke mushaf, dan meletakkannya di atas batu dan berkata: inilah temah
kesepianku!
As Suyuthi berbicara tentang hukum melupakan Al Quran, ia berkata: melupakan
hapalan Al Quran adalah dosa besar, seperti dikatakan oleh An Nawawi dalam kitab “Ar
Raudhah” dan ulama lainnya. Dengan dalil hadits Abi Daud:
“Dosa-dosa umatku diperlihatkan kepadaku, dan aku tidak dapati dosa yang lebih besar
dari dosa seseorang yang diberi ni`mat hapal Al Quran atau suatu ayat, kemudian ia
melupakannya”22. Dan ia meriwayatkan pula hadits:
“Siapa yang membaca (hapal) Al Quran namun kemudian melupakannya, maka ia akan
bertemu Allah SWT pada hari kiamat dalam keadaan terserang penyakit sopak”23.
Demikian pula hadits Ibnu Mas`ud dan Abi Musa sebelumnya.
Sedangkan hadits Abi Daud yang pertama, diriwayatkan oleh Tirmizi, dan ia
berkata: hadits itu gharib (atau dha`if). Dan ketika Imam Bukhari ditunjukkan hadits itu,
19 Lihat: Al Lu’lu wa al Marjan (452). Juga Al Muntaqa min at Targhib wa at Tarhib, dan hadits (794).
20 Lihat: Al Lu’lu wa al Marjaan (453), juga al Muntaqa. Hadits (795).
21 Lihat: Al Lu’lu wa al Marjan (454).
22Hadits diriwayatkan oleh Abu Daud (461).
23Hadits diriwayatkan oleh oleh Abu Daud dalam Ash Shalat (1744), dengan lafazh yang sama: bab At
Tasydid fi man Hafazha al Quran tsumma nasiahu.
ia tidak mengetahuinya dan melihatnya hadits yang gharib24. Sedangkan hadits kedua
dikomentari oleh Al Munziri: dalam sanadnya adalah Yazid bin Abi Ziyad, ia tidak dapat
dijadikan hujjah, dan ia juga munqathi`25.
Jika hadits-hadits yang dijadikan landasan orang yang mengatakan bahwa
melupakan Al Quran adalah dosa besar, telah jelas kelemahannya, maka yang tersisa
adalah celaan terhadap tindakan melupakan Al Quran itu. Karena sang penghapal itu
jarang mengulangnya, namun tidak sampai kepada keharaman, apalagi menjadi dosa
besar.
Namun yang paling kuat adalah, ia merupakan perkara yang makruh dengan
sangat. Dan tidak pantas bagi seorang Muslim yang memiliki perbendaharaan hapalan Al
Quran yang amat berharga ini menyia-nyiakannya, hingga hilang darinya.
Yang membuat kami mengatakan hal ini adalah: kami takut (ancaman dosa besar)
ini membuat orang enggan menghapal Al Quran, karena ia mempunyai kemungkinan
melupakan hapalannya itu, dan akibatnya ia mendapatkan dosa besar, sementara jika ia
tidak menghapalnya sama sekali, ia tidak terancam mendapatkan dosa sedikitpun.
Berakhlaq dengan Akhlaq Al Quran.
Orang yang menghapal Al Quran hendaklah berakhlak dengan akhlak Al Quran.
Seperti Nabi Muhammad Saw. Aisyah r.a. pernah ditanya tentang akhlak Rasulullah
SAW, ia menjawab:
“Akhlak Nabi Saw adalah Al Quran”26.
Penghapal Al Quran harus menjadi kaca yang padanya orang dapat melihat
aqidah Al Quran, nilai-nilainya, etika-etikanya, dan akhlaknya, dan agar ia membaca Al
Quran dan ayat-ayat itu sesuai dengan perilakunya, bukannya ia membaca Al Quran
namun ayat-ayat Al Quran melaknatnya.
Dari Abdullah bin Amru bahwa Rasulullah SAW bersabda:
“Siapa yang membaca (menghapal) Al Quran, berarti ia telah memasukkan kenabian
dalam dirinya, hanya saja Al Quran tidak diwahyukan langsung kepadanya. Tidak
sepantasnya seorang penghapal Al Quran ikut maraj bersama orang yang marah, dan ikut
bodoh bersama orang yang bodoh, sementara dalam dirinya ada hapalan Al Quran “27.
Makna kata “yajidu” adalah dari al wajd atau al wijdan, yang berarti: amat marah
atau amat sedih. Dengan pengertian ia dikuasai oleh perasaannya, dan hal itu
mempengaruhi perilakunya.
Ibnu Mas`ud r.a. berkata: penghapal Al Quran harus dikenal dengan malamnya
saat manusia tidur, dan dengan siangnya saat manusia sedang tertawa, dengan diamnya
saat manusia berbicara, dan dengan khusyu`nya saat manusia gelisah. Penghapal Al
24 At Tirmizi mengutip dari Al Bukhari: bahwa Al Muthallib bin Abdullah bin Hanthab –perawi hadits—
tidak mendengar langsung dari seorang sahabatpun. Dan seterusnya. Lihat: hadits non (2917), dalam
Tirmizi, dan hadits no. (461) dalam Abi Daud. Ibnu Jauzi menyebutnya dalam Al `Ilal al Mutanahiah,
dengan no. (158). Dikutip dari Ad Daruquthni: bahwa hadits itu tidak tsabit (tidak kuat) karena Ibnu Juraij
tidak mendengar sesuatupun dari Al Muthallib (juz 1/109). Al Munziri juga mengatakan bahwa dalam
sanadnya ada Abdul Majid bin Abdul Aziz bin Abi Ruwad, yang dinilai kuat oleh Yahya bin Ma`in serta
diperselisihkan oleh banyak orang. Mukhtashar as Sunan. Hadits 433 (1/259).
25 Mukhtashar as Sunan. Hadits 1422 (juz 2/139).
26Hadits diriwayatkan oleh Muslim dalam Shalat al Musafirin (746).
27Hadits diriwayatkan oleh al Hakim dan ia menilai sahih sanadnya, dan itu disetujui oleh Adz Dzahabi
(1/552).
Quran harus tenang dan lembut, tidak keras, tidak sombong, tidak bersuara kasar atau
berisik dan tidak cepat marah.
Ibnu Mas`ud r.a. seakan sedang berbicara kepada dirinya sendir, karena ia adalah
salah seorang imam penghapal Al Quran, dan ia menjadi orang yang betul-betul sesuai
dengan prediket penghapal Al Quran.
Ibnu Mas`ud juga mengecam orang-orang yang: Al Quran diturunkan kepada
mereka agar mereka mengamalkan isinya, namun ia hanya menjadikan kegiatan
mempelajari Al Quran itu sebagai amalnya! Salah seorang dari mereka dapat membaca
Al Quran dari awal hingga akhirnya tanpa salah satu huruf-pun, namun ia tidak
mengamalkan apa yang terdapat dalam Al Quran itu!
Seorang zahid yang terkenal; Fudhail bin `Iyadh, berkata: pembawa (penghapal)
Al Quran adalah pembawa bendera Islam, maka ia tidak boleh bermain-main bersama
orang-orang yang senang bermain, tidak lupa diri bersama orang yang lupa diri dan tidak
bercanda bersama orang yang bercanda, sebagai bentuk penghormatan terhadap hak Al
Quran.
Ia berkata: seorang penghapal Al Quran harus tidak butuh kepada orang lain,
tidak kepada para khalifah, dan tidak pula kepada orang yang lebih rendah
kedudukannya. Sebaliknya, ia harus menjadi tumpuan kebutuhan orang.
Sebagian salaf berkata: “ada seorang hamba yang saat memulai membaca satu
surah Al Quran, maka malaikat akan terus berdoa baginya hingga ia selesai membacanya.
Dan ada orang yang membaca satu surah Al Quran, namun malaikat terus melaknatnya
hingga ia selesai membacanya”. Seseorang bertanya kepadanya: “mengapa bisa terjadi
seperti itu?”. ia menjawab: “Jika ia menghalalkan apa yang dihalalkan Al Quran dan
mengharamkan apa yang diharamkan Al Quran maka malaikat akan berdoa baginya,
namun jika sebaliknya maka malaikat akan melaknatnya!”.
Sebagian ulama berkata: ada seseorang yang membaca Al Quran dan ia sedang
melaknat dirinya sendiri, dengan tanpa sadar. Ia membaca: “ala la`natullah `ala azh
zhaalimiin” (sesungguhnya laknat Allah diberikan kepada orang-orang zalim), sementara
ia adalah orang yang zalim! dan membaca “ ala la`natullah ala al mukdzibiin”
(sesunguhnya laknat Allah ditimpakan kepada para pendusta), sementara ia termasuk
golongan yang mendustakan itu!
Inilah makna perkata Anas bin Malik r.a.: Ada orang yang membaca Al Quran,
dan Al Quran itu melaknatnya!
Al Hasan berkata: Kalian menjadikan membaca Al Quran sebagai stasion-stasion,
dan menjadikan malam sebagai unta (kendaraan), yang kalian kendarai, dan dengannya
kalian melewati stasion-stasion itu. sementara orang-orang sebelum kalian jika melihat
risalah-risalah dari Rabb mereka, maka mereka segera mentadabburinya pada malam
hari, dan melaksanakan isinya pada siang hari!
Maisarah berkata: Yang aneh adalah Al Quran yang terdapat dalam diri orang
yang senang melakukan perbuatan dosa!
Keanehan itu terjadi karena Al Quran berada di satu lembah, sementara akhlak
penghapal Al Quran itu dan perilakunya berada di lembah lain!
Abu Sulaiman Ad Daarani berkata: Neraka Zabbaniah lebih cepat dimasuki oleh
penghapal Al Quran –yang melakukan maksiat kepada Allah SWT—dibandingkan
penyembah berhala, saat mereka melakukan maksiat kepada Allah SWT setelah
membaca Al Quran!
Sebagian ulama berkata: Jika serang anak Adam membaca Al Quran kemudian ia
berlaku buruk, setelah itu ia kembali membaca Al Quran, Dia berkata kepada orang itu:
“Apa hakmu membaca firman-Ku, sementara engkau berpaling dari-Ku?!”.
Ibnu Rimah berkata: Aku menyesal telah menghapal Al Quran, karena aku
mendengar bahwa orang-orang yang menghapal Al Quran akan ditanyakan dengan
pertanyaan-pertanyaan sama yang diajukan kepada para Nabi pada hari kiamat!28.
Tidakaneh jika para penghapal Al Quran dari kalangan sahabat adalah mereka
yang berada di barisan pertama saat shalat di Masjid, yang berada di garis terdepan saat
jihad, dan orang yang pertama melakukan kebaikan di tengah masyarakat.
Dalam sebagian peperangan perluasan wilayah Islam, ada orang yang berteriak:
wahai para penghapal surah Al Baqarah, hari ini sihir tidak telah lenyap! Seperti terjadi
pada perang Yamamah yang terkenal dan dalam perang melawan kelompok murtad.
Huzaifah berkata pada hari yang menegangkan itu: wahai para penghapal Al
Quran, hiasilah Al Quran dengan amal perbuatan kalian.
Pada hari Yamamah (peperangan melawan gerakan riddah) Salim maula Abi
Huzaifah, saat ia membawa bendera pasukan Islam, ditanya oleh kaum Muhajirin:
“Apakah engkau tidak takut jika kami berjalan di belakangmu?” Ia menjawab: “Sepaling
jelek penghapal adalah aku, jika aku sampai berjalan di belakang kalian dalam perang
ini!”29.
Dalam peperangan Yamamah, saat memerangi Musailimah al Kazzab, sejumlah
besar penghapal Al Quran mendapatkan mati syahid, karena mereka selalu berada di
barisan terdepan. Hingga ada yang mengatakan: mereka berjumlah tujuh ratus orang.
Inilah yang mendorong dilakukannya pembukuan Al Quran, karena ditakutkan para
penghapal Al Quran habis dalam medan jihad.
Cara menghapal mereka membantu mereka untuk melaksanakan isi Al Quran itu.
Perhatian mereka tidak hanya untuk menghapal kalimat-kalimat dalam Al Quran itu saja.
Namun yang mereka perhatikan adalah memahami makna dan mengikutinya, baik dalam
bagian perintah maupun larangan.
Imam Abu Amru Ad Dani menulis dalam kitabnya “Al Bayan” dengan sanadnya
dari Utsman dan Ibnu Mas`ud serta Ubay r.a.: Rasulullah SAW membacakan kepada
mereka sepuluh ayat, dan mereka tidak meninggalkan ayat itu untuk menghapal sepuluh
ayat selanjutnya, hingga mereka telah belajar untuk menjalankan apa yang yang terdapat
dalam sepuluh ayat itu. Mereka berkata: kami mempelajari Al Quran dan beramal
dengannya sekaligus.
Abdurrazzaq meriwayatkan dalam Mushannafnya dari Abdurrahman As Sulami,
ia berkata: Kami, jika mempelajari sepuluh ayat Al Quran, tidak akan mempelajari
sepuluh ayat selanjutnya, hingga kami mengetahui halal dan haramnya, serta perintah dan
larangannya (terlebih dahulu)30.
28 Atsar ini disebut oleh Al Ghazali dalam kitab Ihya Ulumuddin.
29 Lihat Al Bidayah wa Nihayah, karyat Ibnu Katsir juz 6/324. Cet. Beirut.
30 Lihat: Al Mushannaf-al Atsar (6027) ia terdapat dalam Musnad Ahmad dai As Sulami: kami diceritakan
oleh orang yang meriwayatkan hadits kepada kami dari kalangan sahabat Rasulullah Saw: bahwa mereka
mengambil dari Rasulullah Saw sepuluh ayat Al Quran, dan tidak mengambil sepuluh ayat yang lain,
hingga mengetahui ilmu dan amal yang terkandung dalam sepuluh ayat itu. ia berkata: maka Rasulullah
Saw mengajarkan kami ilmu dan amal sekaligus. Al Haitsami berkata: di dalam riwayat itu ada Atha bin
Saib, ia hapalannya telah bercampur dan kacau (1:65).
Dalam kitab Muwath-tha Malik ia mengatakan: disampaikan kepadanya bahwa
Abdullah bin Umar mempelajari surah Al Baqarah selama delapan tahun.
Hal itu terjadi karena ia mempelajarinya untuk kemudian mengamalkan
kandungannya, ia memerintahkan dengan perintahnya, dan melarang dari laranganlarangannya,
dan berhenti pada batas-batas yang diberikan oleh Allah SWT .
Oleh karena itu Ibnu Mas`ud berkata: Kami merasa kesulitan menghapal Al
Quran, namun kami mudah menjalankan isinya. Sedangkan orang setelah kami
merasakan mudah menghapal kalimat-kalimat Al Quran, namun mereka kesulitan untuk
menjalankan isinya.
Dari Ibnu Umar ia berkata: Orang yang mulia dari sahabat Rasulullah SAW dari
generasi pertama umat ini, hanya menghapal satu surah dan sejenisnya, namun mereka
diberikan rezki untuk beramal sesuai dengan Al Quran. Sementara generasi akhir dari
umat ini, mereka membaca Al Quran, dari anak kecil hingga orang buta, namun mereka
tidak diberikan rezki untuk mengamalkan isinya!
Mu`adz bin Jabal berkata: “Pelajarilah apa yang kalian hendaki untuk diketahui,
namun Allah SWT tidak akan memberikan pahala kepada kalian hingga kalian
beramal!”31.
Ikhlash dalam Mempelajari Al Quran.
Para pengkaji dan penghapal Al Quran harus mengikhlaskan niatnya, dan mencari
keridhaan Allah SWT semata, dan semata untuk Allah SWT ia mempelajari dan
mengajarkan Al Quran itu, tidak untuk bersikap ria (pamer) di hadapan manusia, juga
tidak untuk mencari dunia. Imam Al Qurthubi menulis dalam pembukaan tafsirnya “ Bab
Tahzir Ahli Al Quran wa al Ilmi min Ar Riya wa Ghairihi” ia berkata:
Allah SWT berfirman:
“Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun.” (An
Nisaa: 36). Dan Allah SWT berfirman:
“Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya maka hendaklah ia mengerjakan
amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada
Tuhannya.” (Al Kahfi: 110)
Muslim meriwayatkan dari Abi Hurairah r.a. ia berkata: aku mendengar
Rasulullah SAW bersabda:
“Orang yang pertama kali disidangkan pada hari Kiamat ada seorang yang dinilai mati
syahid. Orang itu dihadirkan, kemudian kepadanya dibeberkan ni`mat-ni`mat Allah yang
telah diberikan kepadanya, dan ia mengakui hal itu. kemudian Allah SWT bertanya: Apa
yang engkau lakukan sebagai rasa syukur terhadap ni`mat-ni`mat itu? Ia menjawab: Aku
berperang membela-Mu hingga aku mati syahid. Allah SWT mengomentari: “engkau
berdusta, karena engkau berperang hanya untuk dikatakan sebagai si pemberani, dan itu
sudah dikatakan orang”. Maka vonisnya kemudian diputuskan, dan ia diseret dengan
muka menghadap tanah, hingga ia dilemparkan ke neraka. Kemudian seseorang yang
telah mempelajari Al Quran, mengajarkannya dan membaca Al Quran. Orang itu
dihadirkan, kemudian kepadanya dibeberkan ni`mat-ni`mat Allah yang telah diberikan
kepadanya, dan ia mengakui hal itu. kemudian Allah SWT bertanya: Apa yang engkau
lakukan sebagai rasa syukur terhadap ni`mat-ni`mat itu? ia menjawab: Aku mempelajari
31 Seluruh atsar ini disebutkan oleh Al Qurthubi dalam muqaddimah tafsirnya (1/34-35).
Al Quran, dan mengajarkannya kepada manusia, dan aku membaca Al Quran demi-Mu.
Allah SWT mengomentari jawabannya itu: “Engkau berdusta, karena engkau
mempelajari Al Quran agar dikatakan orang sebagai orang alim, dan engkau membaca Al
Quran agar manusia mengatakan: dia seorang qari. Dan itu sudah dikatakan orang. Maka
vonisnya kemudian diputuskan, dan ia diseret dengan muka menghadap tanah, hingga ia
dilemparkan ke neraka. Selanjutnya seseorang yang Allah SWT berikan keluasan harta,
dan kepadanya diberikan seluruh macam kekayaan. Orang itu dihadirkan, kemudian
kepadanya dibeberkan ni`mat-ni`mat Allah yang telah diberikan kepadanya, dan ia
mengakui hal itu. kemudian Allah SWT bertanya: Apa yang engkau lakukan sebagai rasa
syukur terhadap ni`mat-ni`mat itu? Ia menjawab: Setiap aku mendapati jalan dan usaha
kebaikan yang Engkau senangi agar aku nafkahkan hartaku untuknya, aku segera
menginfakkan hartaku demi-Mu. Allah SWT mengomentari jawabannya itu: “Engkau
berdusta, karena engkau melakukan itu semua agar dikatakan sebagai seorang dermawan,
dan itu telah dikatakan orang. Maka vonisnya kemudian diputuskan, dan ia diseret
dengan muka menghadap tanah, hingga ia dilemparkan ke neraka”32. At Tirmizi
meriwayatkan hadits ini: kemudian Rasulullah SAW menepuk lututku dan bersabda:
“Wahai Abu Hurairah, tiga orang itu adalah makhluk Allah SWT yang pertama yang
dibakar oleh api neraka pda hari kiamat.” Ibnu Abdil Barr berkata: hadits iadalah bagi
orang yang berniat dengan ilmu dan amalnya bukan karena Allah SWT.
Diriwayatkan dari Nabi Muhammad Saw bahwa beliau bersabda:
“Siapa yang mencari ilmu bukan karena Allah –atau ia bertujuan bukan untuk Allah—
maka bersiap-siaplah ia menempati tempatnya di neraka” 33.
Abu Daud dan Tirmizi meriwayatkan dari Abi Hurairah r.a. ia berkata: Rasulullah
SAW bersabda:
“Siapa yang mempelajari ilmu yang seharusnya semata untuk Allah, namun ia
mencarinya untuk mendapatkan dunia, maka ia tidak dapat mencium bau surga pada hari
Kiamat” 34. Artinya: baunya. Tirmizi berkata: hadits ini hasan.
Tirmizi meriwayatkan dari Abi Hurairah r.a. ia berkata: Rasulullah SAW
bersabda:
“Berlindunglah kalian kepada Allah SWT dari Jubb al Huzn”. Mereka bertnya: Apa itu
Jubb al Huzn wahai Rasulullah? Beliau menjawab: “Ia adalah sebuah lembah di dalam
neraka, yang neraka sendiri memoh perlindungan kepada Allah SWT darinya seratus kali
setiap hari”. Ada yang bertanya: “Wahai Rasulullah Saw, siapa yang memasuki lembah
itu? beliau menjawab: “Para pembaca (penghapal Al Quran) yang memamerkan amalamal
mereka” 35. Ia berkata: hadits ini gharib.
32Hadits diriwayatkan oleh Muslim dalam Al Imarah (1905) dan Tirmizi dalam Az Zuhd (2382), ia
berkata: hadits ini hasan gharib. Catatan penerjemah: hadits ini juga diriwayatkan oleh An Nasai dalam
kitab Al Jihad (3086), dan Ahmad dalam musnadnya (7928).
33Hadits diriwayatkan oleh Ibnu Majah dalam muqaddimah sunannya (258), Tirmizi dalam al Ilmu (2657).
Dan ia berkata: hadits ini hasan gharib, keduanya dari Ibnu Umar.
34Hadits diriwayatkan oleh Abu Daud dalam al Ilmu (3664), Ibnu Majah dalam muqaddimah sunannya
(252). Aku tidak temukan dalam Tirmizi, meskipun al Munziri juga menisbahkannya kepada Tirmizi dalam
kitab Mukhtashar Sunan.
35Hadits diriwayatkan oleh Tirmizi dalam Az Zuhd (2384). Ia berkata tentang hadits ini: hasan gharib, dan
oleh Ibnu Majah dalam al Muqaddimah (256).
Para penghapal Al Quran dan penuntut ilmu harus bertakwa kepada Allah SWT
dalam dirinya, dan mengikhlaskan amalnya kepada-Nya. Sedangkan perbuatan dan niat
buruk yang pernah terjadi sebelumnya, maka hendaknya ia segera bertaubat dan kembali
kepada Allah SWT, untuk kemudian memulai dengan keikhlasan dalam menuntut ilmu
dan beramal.
`Alqamah meriwayatkan dari Abdullah bin Mas`ud ia berkata: apa yang akan
kalian lakukan jika kalian mendapatkan fitnah yang membuat anak kecil menjadi segera
menjadi dewasa dan membuat orang tua menjadi tua renta, dan itu dijadikan “sunnah”
(tradisi) yang diikuti oleh manusia, jika hal itu ia merubah sedikit saja hal itu, maka ada
yang segera mengatakan: Apakah engkau mau merubah sunnah?! Seseorang bertanya:
kapan itu terjadi wahai Aba Abdirrahman? Ia menjawab: hal itu terjadi jika para qurra
(pembaca dan penghapal Al Quran) kalian banyak, namun sedikit ulama sejati kalian,
para pemimpin kalian banyak, namun sedikit mereka yang jujur dan amanah, engkau
mencari dunia dengan amal akhirat, dan mempelajari agama bukan untuk tujuan agama36.
Sufyan bin `Uyaynah berkata: Kami mendapat berita bahwa Ibnu Abbas berkata:
kalau para penghapal Al Quran mengambilnya dengan haknya dan apa yang seharusnya,
niscaya mereka akan dicintai oleh Allah SWT. Namun mereka mencari dunia dengan Al
Quran itu, sehingga Allah SWT marah terhadap mereka, dan merekapun menjadi hina di
hadapan manusia.
Diriwayatkan dari Abu Ja`far bin Ali dalam firman Allah SWT:
“Maka mereka (sembahan-sembahan itu) dijungkirkan ke dalam neraka bersama-sama
orang-orang yang sesat.” ( Asy Syu`araa: 94), ia berkata: mereka adalah kaum yang
menceritakan kebenaran dan keadilan dengan lidah mereka, namun mereka justru
melakukan yang sebaliknya!.
3. Kewajiban-kewajiban Intelektual dan Keimanan bagi Penghapal Al Quran.
Al Qurthubi berkata dalam “Bab tentang Apa yang Seharusnya Dilakukan oleh
Penghapal Al Quran bagi Dirinya, dan Tidak Melalaikannya”.
Yang pertama adalah: agar ikhlas dalam menuntut ilmu seperti telah kami katakan
sebelumnya, dan agar membaca Al Quran pada malam dan siang hari, dalam shalat dan di
luarnya, hingga ia tidak melupakannya.
Muslim meriwayatkan dari Ibnu Umar bahwa Rasulullah SAW bersabda:
“Orang yang hapal Al Quran adalah seperti pemilik unta yang diikat, jika ia
memperhatikan dan menjaganya maka ia dapat terus memegangnya, dan jika ia biarkan
maka ia seger pergi 96, dan jika seorang penghapal Al Quran membacanya pada malam
dan siang hari, maka ia dapat terus mengingatnya, dan jika tidak maka ia segera
melupakannya “.
Dan ia harus memuji Allah SWT, mensyukuri nikmat-nikmat-Nya, berdzikir
kepada-Nya, bertawakkal kepada-Nya, meminta tolong kepada-Nya, bertujuan untuk-
36 Al Munziri berkata dalam At Targhiib: diriwayatkan oleh Abdurrazaq secara mauquf.
Nya, meminta penjagaan kepada-Nya dan mengingat kematian serta mempersiapkan diri
untuk menghadapi kematian itu.
Ia harus mengkhawatirkan dosanya, meminta ampunan kepada Rabb-nya, dan
hendaknya perasaan takut dalam keadaan sehat lebih ia rasakan, karena ia tidak tahu
kapan akan menemui ajalnya, dan harapan kepada Rabb-nya saat ia menemui ajal
hendaknya lebih kuat dalam dirinya, dan berperasangka baik kepada Allah SWT.
Rasulullah SAW bersabda:
“Tidak mati seseorang dari kalian, kecuali ia berperasangka baik kepada Allah SWT”37.
Maksudnya, prasangka bahwa Dia akan mengasihinya serta memberikan ampunan
kepadanya.
Hendaknya ia mengetahui penguasa pada masanya, menjaga diri dari
kekuasaannya, berusaha untuk menjauhkan dirinya dari penguasa itu, dan menjaga
kelurusan hidupnya, serta menjauhkan dirinya sedapat mungkin dari godaan dunianya,
dan ia berusaha keras dalam hal itu sekuat tenaga.
Dan hendaknya perkaranya yang paling penting adalah wara` dalam agamanya,
bertaqwa kepada Allah SWT, dan memperhatikan perintah dan larangan Allah SWT.
Ibnu Mas`ud berkata: pembaca Al Quran hendaknya mengetahui malamnya saat
manusia tidur, dan siangnya saat manusia bangun, dengan tangisnya saat manusia
tertawa, dengan diamnya saat manusia ribut, dengan kekhusyu`annya saat manusia
gelisah, serta dengan kesedihannya saat manusa gembira ria.
Abdullah bin Amru berkata: tidak seharusnya seorang penghapal Al Quran ikut
larut bersama orang lain saat mereka tenggelam dalam dunia, tidak turut bodoh bersama
orang bodoh, namun ia memberi maaf bagi orang lain, dan menampilkan dirinya dengan
lembut dan berwibawa.
Ia harus bertawadhu` terhadap para fakir miskin, menjauhkan takabbur dan memuji
diri sendiri, menjauhi dunia dan anak-anak dunia jika ia takut terhadap fitnah,
meninggalkan pertengkaran dan perdebatan, serta bersikap lembut dan berakhlak mulia.
Ia harus menjadi orang yang tidak menimbulkan kejahatan, kebaikannya
diharapkan, tidak membuat kerusakan, tidak memperdulikan orang yang mengadu
dombanya, bersahabat dengan orang yang membantunya dalam melakukan kebaikan,
yang menunjukkannya kepada kejujuran dan akhlak yang mulia, serta yang menghiasi
dirinya bukan mengotorinya.
Hendaknya ia mempelajari hukum-hukum Al Quran dan meminta pemahaman
dari Allah SWT akan keinginan-Nya dan kewajiban yang harus ia jalankan, sehingga ia
dapat mengambil manfaat dari apa yang ia baca, mengerjakan apa yang baca, karena
bagaimana mungkin ia mengamalkan sesuatu yang ia tidak pahami? Dan alangkah
buruknya orang yang ditanyakan tentang apa yang ia baca namun ia tidak tahu. Jika
demikian maka ia seperti kuda yang membawa kitab-kitab besar (namun tidak memahami
sedikitpun isi kitab-kitab itu)!
Ia harus mengetahui bagian Al Quran Makiah dan Madaniah, sehingga ia
mengetahui mana yang ditujukan kepada manusia pada awal Islam, dan mana yang
diturunkan pada akhir masa kenabian, apa yang diwajibkan oleh Allah SWT pada awal
Islam, dan apa yang ditambah kemudian dari kewajiban-kewajiban itu pada masa akhir
kenabian. Bagian Madaniah adalah pengganti bagian Makiah, dan bagian Makiah tidak
37 Hadits diriwayatkan oleh Muslim dalam kitab Al Jannah wa Shifaatu Na`imiha (2877).
mungkin menjadi pengganti bagian Madaniah. Karena yang terhapus (tergantikan) dari
ayat-ayat itu adalah apa yang diturunkan sebelum ayat pengganti (nasikh).
Al Qurthubi berkata: jika point-point tadi telah dikuasai oleh penghapal Al Quran,
maka ia menjadi oryang ahli Al Quran, dan ia menjadi orang yang dekat Allah SWT. Ia
tidak dapat mengambil manfaat sedikitpun dari apa yang kami sebutkan sebelumnya
hingga ia mengikhlaskan niatnya kepada Allah SWT semata, baik saat ia menuntut ilmu
maupun setelahnya. Seorang penuntut ilmu dapat saja memulia pencariannya itu dengan
tujuan untuk kebanggaan dan kemuliaan dunia, hingga akhirnya ia mengetahui kesalahan
niatnya itu, maka ia bertaubat dari hal itu dan mengikhlaskan niatnya kepada Allah SWT,
dan iapun dapat mengambil manfaat darinya dan memperbaiki perilakunya. Al Hasan
berkata: kami sebelumnya menuntut ilmu karena dunia, namun kemudian kami tarik diri
kami ke akhirat. Sufyan Tsauri juga berkata seperti itu. sementara Habib bin Abi Tsabit
berkata: Kami menuntut ilmu tidak disertai niat, kemudian datang niat itu setelahnya38.
Mengajarkan Al Quran
Bukhari meriwayatkan dalam kitab sahihnya dari Utsman r.a. bahwa Nabi
Muhammad Saw bersabda:
“Sepaling baik kalian adalah orang yang mempelajari Al Quran dan mengajarkannya”.
Al Quran adalah objek yang paling utama untuk dipelajari dan diajarkan.
Zarkasyi berkata dalam kitabnya “Al Burhan”: “Para ulama sahabat kami
mengatakan: mengajarkan Al Quran adalah fardhu kifayah, demikian juga menghapalnya,
adalah wajib bagi umat Islam. Makna kewajiban itu –seperti dikatakan oleh Al Juwaini—
adalah agar jumlah mata rantai berita mutawatir tidak terputus, dan tidak terjadi
penggantian dan perubahan terhadap Al Quran. Jika sebagian orang mengerjakan
kewajiban itu, maka kewajiban itu terbebas bagi yang lainnya. Jika tidak, maka semua
umat Islam mendapatkan dosa. Jika dalam suatu negeri atau kampung tidak ada yang
membaca Al Quran, maka semua penduduk negeri itu mendapatkan dosa. Jika ada
sekelompok orang yang dapat mengajarkan Al Quran, kemudian ia diminta untuk
mengajar, namun ia menolak, ia tidak berdosa menurut pendapat yang paling sahih.
Seperti dikatakan oleh An Nawawi dalam kitab At Tibyan. Bentuk masalah ini adalah:
jika sesuatu maslahat tidak hilang dengan penundaan itu maka ia dapat menolak.
Sementara jika hilang, maka ia tidak boleh menolak permintaan itu39.
Namun, apa yang yang dimaksud dengan mempelajari dan mengajarkan Al
Quran?
Yang dimaksud adalah: menghapal kata-kata dan huruf-huruf Al Quran dalam
hati. Ini adalah tugas yang dilakukan oleh katatib (pondok-pondok penghapal Al Quran)
pada masa lalu, dan sebagiannya masih ada hingga saat ini, sementara saat ini tugas itu
dilakukan oleh sekolah tahfizh Al Quran.
Itu dapat masuk dalam pengertian belajar dan mengajarkan Al Quran. Ada
sebagian orang yang berpendapat bahwa inilah yang dimaksud itu, bukan lainnya.
Barangkali inilah rahasia mengapa orang amat memberikan perhatian terhadap
penghapalan Al Quran, memuliakan para penghapalnya, dan menyiapkan hadiah serta
pemberian uang yang banyak bagi para penghapal Al Quran. Sehingga ada sebagian
38 Muqaddimah tafsir al Qurthuby juz 1 hal 14-19, cet. Dar al Kutub al Mishriyyah.
39 Al Burhan juz 1/456
penghapal Al Quran yang mendapatkan hadiah dalam musabaqah yang diselenggarakan
di Qathar sebesar lima puluh ribu rial, di tambah mobil yang lebih mahal dari jumlah itu.
dan pada tahun kedua ia mendapatkan hadiah yang hampir sama dengan itu!
Kecenderungan seperti inilah yang mendorong kami untuk mengkritik dalam
buku-ku “Fi Fiqh al Awlawiyaat”, yaitu ketika saat ini tindakan menghapal Al Quran
lebih dilihat penting dibandingkan dengan usaha untuk memahaminya. Para penghapal
lebih dihormati dan lebih diperhatikan dibandingkan para faqih (ahli agama).
Al Quran mendefinisikan tugas Nabi Saw adalah: “mengajarkan Al Quran dan
Hikmah”, dalam empat ayat Al Quran40. Dan tentunya yang dimaksudkan dengan
“mengajarkan” ini bukan “mengajarkan menghapal”, dengan dalil perintah itu diiringi
dengan tugas membacakan ayat-ayat Al Quran kepada mereka:
“Yang membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah, membersihkan (jiwa) mereka, dan
mengajarkan kepada mereka Al Kitab dan Al Hikmah.” (Ali Imran: 164). Maka mengajar
lebih khusus dari membaca.
Belajar dan mengajar inilah yang diungkapkan oleh sebagian hadits sebagai
“tadaarus”.
Dalam sahih Muslim dari Abi Hurairah r.a. bahwa Nabi Saw bersabda:
“Setiap sekelompok orang berkumpul di suatu rumah Allah, membaca kitab Allah, dan
mentadaruskan Al Quran di antara mereka, maka ketenangan akan diturunkan kepada
mereka, dan mereka akan dipenuhi oleh rahmat Allah, dikelilingi para Malaikat, dan
Allah SWT akan mengingat dan menyebut mereka yang hadir di majlis itu” 41.
Makna tadarus Al Quran adalah: berusaha untuk mengetahui lafazh-lafazh dan
redaksinya, pemahaman dan maknanya, serta ibrah yang dikandungnya, serta hukumhukum
dan etika yang diajarkannya.
“At Tadarus” adalah wazan tafa`ul dari ad dars, maknanya adalah: salah satu
pihak atau beberapa pihak mengajukan pertanyaan, dan pihak lainnya menjawab
pertanyaan itu, pihak ketiga mengkaji lebih lanjut, dan pihak selanjunya berusaha
mengoreksi atau melengkapinya. Inilah yang dimaksud dengan tadarus.
Tadarus inilah yang dilakukan oleh Nabi Muhammad Saw bersama utusan wahyu
Jibril a.s. pada bulan Ramadhan setiap tahun. Seperti diriwayatkan oleh Ibnu Abbas s.a.,
saat Jibril turun kepada Rasulullah SAW, dan mentadaruskan Al Quran bersama beliau42.
Mudarasah (pengkajian) Al Quran yang paling baik adalah yang dilakukan oleh
dua pihak utusan Allah SWT yang mulia: utusan Allah SWT dari langit, dan utusan Allah
SWT di bumi!.
Dalam mempelajari Al Quran tidak cukup hanya dengan menghapal barisbarisnya,
dan mengingat ayat-ayatnya, kemudian tidak memahami maknanya, meskipun
tetap mendapatkan pahala dengan sekadar mengingat dan menghapalnya, sesuai dengan
niatnya. Namun seharusnya ia berusaha untuk memahami –semampunya— apa yang
diinginkan oleh Allah SWT darinya, sesuai kadar kemampuan daya tangkapnya:
“Maka mengalirlah air di lembah-lembah menurut ukurannya.” (Ar Raad: 17).
40 Yaitu Surah al Baqarah: 129, 151. Surah Ali Imran: 164. Dan surah Al Jumu`ah: 2.
41Hadits diriwayatkan oleh Muslim dalam Adz Dzikr (2699).
42Hadits diriwayatkan oleh Bukhari dari Ibnu Abbas.
Ini ditunjukkan oleh hadits yang diriwayatkan oleh `Uqbah bin Amir r.a., ia
berkata: Rasulullah SAW keluar kepada kami saat kami berada di ash shuffah43, dan
bersabda:
“Siapa yang mau pergi pada pagi hari setiap hari ke daerah Buthhan –Atau ke Aqiq—
kemudian mengambil dua unta yang gemuk dari sana, tanpa melakukan dosa atau
membuat putus hubungan silaturahmi”? Kami menjawab: Wahai Rasulullah Saw, kami
semua mau melakukan itu. Beliau bersabda: “Bukankah jika salah seorang kalian pergi
ke mesjid pada pagi hari dan mempelajari –atau membaca— dua ayat dari Kitab Allah
SWT lebih baik baginya dua unta, dan tiga ayat lebih baik dari tiga unta, empat ayat lebih
baik dari empat unta, dan dari bilangan ayat-ayat itu lebih baik dari sejumlah unta
dengan bilangan yang sama?!” 44.
Bath-han adalah tempat dekat Madinah. Aqiq adalah lembah Madinah. Sementara
Al Kauma adalah unta besar yang gemuk.
Aku kira mempelajari dua tiga atau empat ayat di sini: tidak berarti menghapalkan
huruf-hurufnya saja, namun yang dimaksud adalah mempelajari kandungan ilmu dan
amalnya sekaligus. Oleh karena itu hadits itu mengurangi bilangannya, sehingga dapat
dipahamai dan amalkan dengan lebih mudah.
Inilah cara para sahabat r.a. dalam mempelajari Al Quran. Seperti telah kami
jelaskan sebelumnya. Dan dengan cara seperti ini, ayat yang dipelajari oleh seorang
Muslim akan menjadi cahaya dan bukti baginya pada hari kiamat. Seperti diriwayatkan
oleh Abu Umambahwa Rasulullah SAW bersabda:
“Siapa yang mempelajari satu ayat dari Kitab Allah, niscaya ayat itu akan menyambutnya
pada hari Kiamat sambil tertawa di hadapannya” 45.
Tentang Mengambil Upah dalam Mengajarkan Al Quran.
Para ulama berselisih pendapat tentang boleh tidaknya mengambil upah dari
mengajarkan Al Quran. Sebagian ulama berpendapat: boleh mengambil upah dari
mengajarkan Al Quran. Karena dalam sahih Bukhari diriwayatkan hadits:
“Yang paling berhak untuk kalian ambil upahnya adalah mengajar Kitab Allah” 46. Dan
ada yang mengatakan: jika ditentukan jumlahnya, maka tidak boleh. Pendapat ini dipilih
oleh Al Halimi.
Abu Laits berkata dalam kitab “Al Bustan”47:
43Shuffah adalah sebuah tempat yang berada di beranda masjid, yang dipergunakan sebagai tempat
berdiam para sahabat muhajirin yang fakir miskin. Di antara mereka adalah sahabat Abu Hurairah r.a. Dan
dengan kedekatan tempat mereka, terutama Abu Hurairah, dengan kediaman Rasulullah Saw –yang
bertempat tinggal di samping masjid Nabawi—, ditambah dengan perhatian mereka yang hanya difokuskan
untuk menerima dan mengakumulasi ajaran-ajaran dan sabda-sabda Rasulullah Saw, tanpa diganggu oleh
aktivitas yang lain, Abu Huraiah r.a. menjadi sahabat yang paling banyak meriwayatkan hadits-hadits Nabi.
Dan faktor yang terpenting lainnya adalah do`a Nabi Saw yang dikhusukan bagi Abu Hurairah r.a. agar
dikuatkan hapalannya. penj.
44Hadits diriwayatkan oleh Muslim dalam Shalat al Musafirin (803). Catatan penerjemah: hadits ini juag
diriwayatkan oleh Ahmad dalam Musnadnya (16767), dan Abu Daud dalam sunannya (1244).
45 Al Haitsami berkata dalam Majma az Zawaaid (7/161): hadits ini diriwayatkan oleh Ath Thabrani, dan
para perawinya tsiqaat.
46 Dalam kitab Ath Thibb, dari hadits Ibnu Abbas.
Mengajar dilakukan dengan tiga bentuk: pertama dengan tujuan untuk beribadah
saja, dan tidak mengambil upah. Kedua: mengajar dengan mengambil upah. Ketiga:
mengajar tanpa syarat, dan jika ia diberikan hadiah ia menerimanya.
Yang pertama: mendapatkan pahala dari Allah SWT, karena itu adalah amal para
Nabi a.s.
Kedua: diperselisihkan. Sebagian ulama mengatakan: tidak boleh, dengan dalil
sabda Rasulullah SAW:
“Sampaikanlah dariku walau hanya satu ayat” 48. Sementara sebagian ulama lain berkata:
boleh. Mereka berkata: yang paling utama bagi seorang pengajar adalah tidak
menentukan bayaran untuk menghapal dan mengajarkan baca tulis, dan jikapun ia
menentukan bayaran itu maka aku harapkan agar tidak dilarang, karena ia
membutuhkannya.
Sedangkan yang ketiga: dibolehkan oleh seluruh ulama. Karena Nabi Saw adalah
pengajar manusia, dan beliau menerima hadiah mereka. Dan dengan dalil tentang
seseorang yang tersengat hewan berbisa, kemudian dibacakan surah Al Fatihah oleh
sebagian sahabat, dan orang itu selanjutnya memberikan hadiah beberapa ekor kambing
atas perbuatan sahabat itu, dan setelah mengetahui itu Nabi Muhammad Saw bersabda:
“Berikanlah aku bagian dari hadiah itu “49. Selesai50.
Dalam hadits lain Rasulullah SAW membolehkan pengajaran itu dijadikan
sebagai mas kawin bagi seorang wanita. Yaitu saat Nabi Muhammad Saw
memerintahkan sahabat itu untuk mencari sesuatu yang dapat dijadikan mas kawin bagi
sahabat itu, hingga sebentuk cincin dari besi sekalipun. Kemudian Rasulullah SAW
menanyakan surah apa yang ia bisa. Ia memberitahukan beberapa surah yang ia hapal.
Selanjutnya Rasulullah SAW bersabda kepada sahabat itu:
“Pergilah, aku telah sahkan perkawinanmu dengan mas kawin mengajarkan Al Quran
yang engkau hapal” 51. Artinya dengan pengajaran Al Quran yang engkau lakukan
kepada wanita itu.
Ini semua adalah dalam masalah pengajaran Al Quran. Sedangkan membacanya
tidak boleh menarik upah, karena hukum asal dalam membacanya adalah ibadah, dan
dasar bagi seorang yang beribadah adalah agar ia beribadah bagi dirinya, maka
bagaimana mungkin ia kemudian mengambil upah kepada orang lain dari ibadah yang ia
lakukan kepada Rabb-nya, sementara ia mengerjakan itu semata untuk mendapatkan
pahala dari Allah SWT?!
Abdurrahman bin Syibl meriwayatkan dari Nabi Saw, bahwa beliau bersabda:
“Bacalah Al Quran, amalkanlah isinya, jangan kalian menjauh darinya, jangan berlaku
khianat padanya, jangan makan dengannya, dan jangan mencari kekayaan dengannya” 52.
47 Yaitu Bustan al Arifin karya Abi Laits Nashr bin Muhammad As Samarqandi, wafat pada tahun 375 H,
dalam hadits-hadits yang terdapat dalam Etika-etika menurut syari`ah, serta perilaku-perilaku yang terpuji
dan sebagian hukum cabang. (Kasyfu azh Zhunnun 243).
48Hadits diriwayatkan oleh Ahmad, Bukhari, dan Tirmizi dari Abdullah bin Amru, seperti terdapat dalam
Sahih Jami Shagir dan tambahannya (2837).
49 Sahih Bukhari: Kitab ath Thibb, dari hadits Ibnu Abbas.
50 Al Burhan karya Az Zarkayi juz 1/457/458.
51 Hadits muttafaq alaih, seperti terdapat dalam Al Lu’lu wa al Marjan (898).
52 Hadits diriwayatkan oleh Ahmad, Thabrani, Abu Ya`laa dan Baihaqi dalam Asy Sya`b, dan Ath
Thahawi serta yang lainnya, seperti terdapat dalam Sahih Jami` Shagir dan tambahannya (1168).
Imran bin Husain meriwayatkan dari Nabi Muhammad Saw beliau bersabda:
“Bacalah Al Quran dan mintalah kepada Allah SWT dengan Al Quran itu, sebelum
datang kelompok manusia yang membaca Al Quran, kemudian meminta kepada manusia
dengan Al Quran” 53.
Sedangkan jika pembaca Al Quran diberikan sesuatu sadaqah, atau pemberian,
maka tidak mengapa jika ia menerimanya, insya Allah.
53 Hadits diriwayatkan oleh Ahmad, Thabrani dan Baihaqi dalam Asy Sya`b, seperti terdapat dalam
sumber di atas (1169).